Kamu Bukan Maling, Tatyana!

Kamu Bukan Maling, Tatyana!
Oleh Effendy Wongso

Prolog

MEDIAWARTA.COM – Lelaki itu membanting pintu Pajero-nya. Tatyana mengawasi gerak gegas ayahnya itu dengan mata kuyu. Bibirnya mengatup rapat. Dia belum beranjak dari dalam  mobil. Ekor matanya mengikuti punggung lelaki berkemeja kantor itu sampai menghilang di balik pintu rumah.

“Dia bikin malu Papa lagi, Ma!”

Dari dalam rumah, lapat didengarnya Papa berteriak. Amarah yang sudah mengumbar sekali tadi, kini meledak-ledak kembali.

Air mata Tatyana menitik. Bukan hanya sekali dia melakukan hal yang tidak terpuji seperti barusan tadi. Tapi, sudah berkali-kali!

“Papa tidak habis pikir, Ma! Apa sih yang kurang kita kasih kepada dia lagi?!”

Tatyana menutup telinganya dengan kedua telapak tangannya. Digigitnya bibir. Lantas diliriknya sebuah boneka kucing di atas dashboard. Lucu. Seolah menatapnya dengan kepala yang meneleng. Tak sadar dia tersenyum. Gemas sekali di matanya. Boneka kucing kecil itulah yang menjadi biang kemarahan Papa.

“Semua ini gara-gara Mama yang tidak becus mengawasinya!”

“E, eh… apa-apaan sih, Pa?!” Terdengar sanggahan, tidak kalah ketusnya dengan suara yang mendiskreditkan tadi. “Kok, Mama yang disalahkan?!”

“Ya jelas! Papa sudah berulang kali mengingatkan Mama supaya mengawasi Maling Kecil itu!”

“Tya bukan pencuri!”

“Apa bedanya kalau hampir setiap minggu Papa mendapat panggilan dan teguran dari, nyaris semua swalayan di kota ini!”

“Pa, Tya anak kita! Dia bukan pencuri!” jerit Mama serak dengan suara paruh tangisnya.

Tatyana belum bergeming dari jok mobil. Kepalanya tertekuk lunglai ke dada. Rasa-rasanya dia ingin berteriak. Biar seisi dunia tahu kalau dia bukan pencuri seperti tuduhan semua orang. Mengapa semua orang menuduhnya pencuri?! Sekarang, bahkan Papa sendiri pun sudah menganggapnya pencuri!

Comment