Mendesain Ruang Kursus dan Bimbel yang Ideal

MEDIAWARTA.COM – Perkembangan anak meliputi tiga aspek, kreativitas (kognitif), rasa senang (afektif), dan aktivitas (psikomotorik). Perkembangan anak secara tidak langsung juga dipengaruhi lingkungan (interior) ruang belajar dan bermain seperti pada masa preschool atau taman kanak-kanak dan tempat belajar nonformal seperti kursus maupun bimbingan belajar (bimbel).

Beberapa penelitian yang dilakukan pakar tata ruang, bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian antara teori dengan pengaruh penerapan elemen-elemen interior ruang belajar dan bermain beberapa lembaga kursus dan bimbel terhadap aktivitas dan motorik anak-anak tersebut.

Menganalisa ketiga aspek yang terpengaruh elemen-elemen interior tersebut terhadap terhadap anak-anak yang tengah melakukan kegiatan belajar, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan elemen-elemen interior ruang belajar dan bermain di beberapa tempat memang sesuai dengan teori maupun pedoman yang dilakukan oleh pakar tata ruang tersebut.

Elemen-elemen interior ruang belajar dan bermain berpengaruh terhadap kreativitas anak-anak kelak. Apalagi, sekolah semacam preschool merupakan fasilitas pendidikan dasar, di mana tempat ini telah membentuk pondasi mental seorang anak saat pertama kali mendapat gemblengan di luar rumah. Untuk itulah, ruang kelas yang ideal diperlukan agar anak-anak merasa nyaman dan betah, sehingga mereka bisa belajar tenang dan leluasa mengasah keterampilan serta mengenal banyak hal.

Secara psikologi, anak-anak senantiasa berpedoman terhadap rumah mereka sendiri. Pada umumnya, mereka yang melakukan kegiatan belajar di luar rumah seperti kursus dan bimbingan belajar tidak ingin gambaran tentang kenyamanan di rumah mereka jauh dari gambaran mereka. Jadi, desain model tempat kursus dan bimbingan belajar pun sebaiknya tidak terkesan konservatif, kaku, dan terlalu formal karena pada dasarnya gambaran semacam ini sudah biasa mereka dapatkan di sekolah reguler.

Untuk itulah, baik interior atau eksterior sebuah ruang kelas untuk kursusnya harus disesuaikan karakter anak yang dinamis. Tujuannya jelas, hal ini agar mempermudah kegiatan belajar tanpa harus membelokkan anak dari dunia mereka yang sebenarnya.

Banyak aspek yang perlu diperhatikan ketika membuat konsep desain ruang kursus atau bimbel guna menciptakan proses belajar mengajar yang nyaman. Salah satunya adalah dalam hal pemilihan warna, baik karakter dinding untuk ruangan maupun furniture yang ada di dalamnya.

Anak-anak, terutama preschool umumnya menyukai warna terang yang mewakili karakter mereka yang selalu aktif dan ceria. Di lain sisi, anak-anak yang sudah mandiri, yang biasanya telah menginjak bangku sekolah dasar (SD), juga membutuhkan warna-warna lembut saat belajar sehingga warna-warna seperti hijau muda dan biru muda bisa menjadi pilihan untuk warna dinding ruang kursus atau bimbel.

Untuk itu warna-warna tadi, penting diaplikasikan pada seluruh ruang kelas beserta furniturenya untuk menggugah semangat mereka dalam belajar. Tentu saja warna terang yang dipilih tidak hanya terdiri dari satu warna, melainkan beberapa warna ceria dan lembut sehingga membentuk kombinasi warna yang unik. Seperti yang telah disebutkan tadi, meskipun sifatnya mendidik dan “formal”, akan tetapi dunia anak identik dengan kebiasaan bermain. Untuk itu sekolah juga wajib menyediakan ruang atau area khusus yang agak luas dan lapang, tujuannya agar anak-anak tidak terperangkap dalam ruang-ruang tembok yang sempit.

Faktor kenyamanan sangat dipengaruhi oleh faktor keamanan. Untuk itu furniture yang dipilih sebaiknya menggunakan bahan yang aman dan tidak mudah melukai anak. Hindari sudut-sudut meja atau kursi yang terlalu runcing dan tajam yang bisa membahayakan kulit anak. Selain itu, sediakan juga rak-rak buku yang minimalis dan mudah dijangkau oleh anak-anak saat hendak membaca koleksi buku di ruang kelas masing-masing. Penempatan majalah dinding (mdding) juga perlu mendapat perhatian, di mana letaknya harus ideal, tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah, sehingga mudah dibaca oleh anak-anak.

Desain untuk plafon di ruang kelas juga perlu mendapat perhatian, di mana warna-warna polos seperti putih sebaiknya lebih mendominasi ketimbang warna-warna gelap seperti hitam dan sejenisnya. Plafon yang ideal ruang kelas sebaiknya memiliki celah,  hal ini untuk mempermudah cahaya yang masuk sehingga ruang kelas tidak terlihat gelap.

Jangan lupa, sediakan ruang tunggu bagi para orang tua anak yang tengah belajar. Tempat seperti ruang tunggu sebaiknya dibuat minimalis agar tidak terlalu memakan ruang utama, yakni kelas itu sendiri. Ruang tunggu sebaiknya diberi fasilitas seperti TV atau akses Wifi agar para orang tua maupun pengantar anak bisa merasa kerasan walaupun aktivitas belajar anak agak lama. Kalau perlu, sediakan juga minibar atau show case untuk minuman dingin agar mereka tidak perlu keluar kalau ingin minum.

Hal yang paling penting dari struktur ruang kelas untuk kursus dan bimbel adalah bagaimana caranya supaya mampu memberi suasana nyaman dan menarik sehingga anak-anak memiliki semangat dalam belajar. Desain model ruangan seperti ini secara garis besar memang tidak bisa disamakan dengan desain sekolah reguler, yang biasanya memiliki struktur bangunan yang tinggi.

Pasalnya, dengan hanya memiliki satu lantai (dasar), maka hal tersebut mempermudah anak-anak kecil beraktivitas, dan tidak harus berpindah dari satu lantai ke lantai lainnya di tingkat atas.

Effendy Wongso/Foto: Effendy Wongso

 

Comment