Sharp Ajak Siswa Pelajari Keanekaragaman Hayati Hulu Sungai Cisadane

MEDIAWARTA, BOGOR – Sebagai negara yang dikaruniai iklim tropis, Indonesia menjadi salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terkaya kedua di dunia setelah Brasil. Sayangnya, hingga kini keanekaragaman hayati masih menjadi istilah yang asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk para pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa.

Padahal, keberagaman sumber karbohidrat seperti buah-buahan, jenis burung, maupun aneka pohon yang dimiliki Indonesia telah menyediakan berbagai manfaat bagi penduduk tanah air.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) melanjutkan komitmennya untuk terus berkontribusi secara positif kepada lingkungan dan keanekaragaman hayati Indonesia dengan menggelar kegiatan corporate social responsibility (CSR) bertajuk “Aksi Nyata untuk Bumi” pada 25 Mei 2016 lalu.

Kegiatan sekaligus memperingati Hari Keanekaragaman Hayati, berkolaborasi organisasi nirlaba lingkungan hidup Transformasi Hijau (Trashi). Setelah tahun sebelumnya merayakan Hari Keanekaragaman Hayati di Desa Sarongge, Cianjur, Jabar untuk mempelajari sistem pertanian dan peternakan organik, kali ini SEID menggandeng puluhan siswa mempelajari kenakegaraman hayati di Kampung Ciwaluh, Bogor.

Kampung Ciwaluh merupakan kampung yang memiliki 14 identifikasi jenis burung, 13 jenis tanaman obat mulai kumis kuncing hingga honje, enam jenis reptil termasuk trenggiling, dan 14 jenis mamalia termasuk surili dan kukang. Aliran Sungai Cisadane di kampung ini, bahkan pernah menjadi salah satu sumber energi listrik dengan memanfaatkan arus sungainya yang deras.

“Lokasi Kampung Ciwaluh sulit diakses kendaraan. Kampung ini juga berdampingan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, sehingga membuatnya memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi dengan beberapa hewan yang dilindungi,” ungkap General Manager Brand Strategy Group Division SEID, Haruhiko Sano.

Kendati demikian, wilayah ini mengalami ancaman yang cukup serius karena adanya pengembangan wisata berbasis resor yang sedang digalakkan di wilayah Bogor. Oleh karena itu, pihaknya mengajak pelajar untuk bergabung menjadi aktivis muda lingkungan hidup Sharp Greenerator yang diinisiasi Sharp bersama partner organisasi nirlaba lingkungan hidup Trashi.

“Sekaligus terjun langsung mempelari betapa kayanya keanekaragaman hayati di kampung ini. Hal tersebut penting bagi kelangsungan hidup generasi mendatang. Pada akhirnya, kami berharap upaya ini mampu membangkitkan kesadaran mereka untuk turut berperan aktif melestarikan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia, di manapun mereka berada,” imbuh Haruhiko.

Pada kegiatan ini, peserta diajak berkeliling kampung guna mengobservasi keanekaragaman hayati, khususnya mengenalkan mereka pada aneka tanaman unik yang tumbuh di Kampung Ciwaluh.

Seperti diketehui, masyarakat di kampung sekitar memanfaatkan tanaman tersebut untuk keperluan memasak maupun obat-obatan tradisional. Di antaranya, daun congkok, daun patat, kucai, honje, kumis kucing, kapolaga, kiray, tepus, genjer, paku rane, seuseurehan, pulus, babadotan, harendong bulu, dan masih banyak lagi lainnya. Peserta juga diajak untuk memahami peran wanita dalam pelestarian tanaman obat dengan berdiskusi langsung bersama para petani lokal wanita.

Haykel Iswandi/Foto: Dok Sharp Indonesia

Comment