Upaya Pengendalian Pencemaran Udara, Tak ada Dupa di Kuil Taipei

MEDIAWARTA.COM, TAIPEI – Secara umum, pencemaran udara akibat pembakaran dupa dan kertas mantra di sejumlah kuil atau tempat beribadatan lainnya lumrah terjadi. Pemandangan asap yang membumbung mencemari udara sudah menjadi hal biasa sebagai upaya mendapatkan rida Tuhan berikut keberuntungan lainnya.

Menanggapi masalah tersebut, Asossiasi Pemerhati Lingkungan dan Kebersihan Udara Taiwan bekerja sama pengelola pusat ibadah, menggelar aksi pengurangan produksi oksidasi asap.

Hasilnya cukup memuaskan. Salah satu kuil besar dan tertua bagi aliran Taoist Nan Yao di area Kota Changhua, memainkan video untuk pertunjukan petasan di permulaan ibadah. Meski mengggunakan video, upacara awal tersebut tetap mendapatkan riuh tepuk tangan gembira dan orang yang beribadah meski tidak ada asap sekalipun.

Pengelola kuil poluler lainnya, Taoist Hsing Tian Kong yang berada di Taipei, melarang masyarakat membakar dupa. Cukup dengan menengadahkan tangan untuk sembahyang.

Beberapa pengelola kuil lainnya yang tetap melakukan pembakaran dupa atau uang kertas, menyediakan tong besar agar asap tidak dikontrol. Tidak sampai di situ, pemuka agama juga mengganti lentera manual yang mencemari sungai di tengah kota Taipei menjadi sebuah replika lentera.

Meski gerakan ini belum bisa mengurangi pencemaran secara maskimal mengingat sembahyang masyarakat di rumah masing-masing masih menggunakan dupa, setidaknya bisa memberikan contoh yang baik terhadap proses menjaga lingkungan.

“Teorinya mudah saja. Orang orang datang ke kuil meminta doa agar diberi kesehatan, tetapi cara mereka berdoa justru membahayakan kesehatan sendiri,” terang Ketua Asossiasi Pemerhati Lingkungan dan Kebersihan Udara Taiwan, Yeh Gunang-Peng, seperti dikutip dari Today, Senin (9/5/2016).

Menurutnya, memang saat ini efek dari pencemaran udara akibat pembakaran dupa belum terasa langsung, namun efeknya akan terasa beebrapa tahun ke depan.

Haykel Iswandi/Foto: Dok AFP (Today)

Comment