Apindo: Pemerintah Harus Rutin Operasi Pasar

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Harga sembilan bahan pokok (sembako) menjelang Ramadan mengalami lonjakan setiap tahunnya. Terkait meningkatnya harga-harga sembako menjelang hari raya keagamaan ini, dinilai Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) wajar karena faktor pengaruh banyak hal.

Ketua Apindo, La tunreng, mengatakan, dalam situasi seperti ini pengusaha kadang disalahkan. Namun, yang harus diketahui sebenarnya kenaikan harga-harga sembako tersebut bukan karena menjelang Ramadan atau hari besar keagamaan. Kenaikan harga-harga tersebut lebih kepada adanya kepanikan dari masyarakat itu sendiri.

“Kepanikan itu, biasanya terjadi karena ibu rumah tangga ketakutan akan kehabisan stok sembako. Misalnya, jika membeli satu kilogram gula pasir normalnya itu untuk kebutuhan satu pekan, namun karena khawatir akan kehabisan, maka mereka memborong hingga beberapa kali lipat,” ujarnya kepada MediaWarta.com di Makassar, Kamis (2/6/2016).

Jika langkah seperti ini dilakukan secara massal, jelas akan menimbulkan kepanikan pasar. Inilah yang terkadang dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan mencari keuntungan semata, seperti menyebar isu stok sembako mulai menipis atau habis, sehingga memicu kenaikan harga tersebut.

Jadi langkah yang harus dilakukan guna menjaga stabilitas harga sembako menjelang dan selama Ramadan, pemerintah harus terlibat, terutama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dan masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Keterlibatan tersebut adalah bagaimana menetralisir harga di pasaran, dengan intensif atau rutin menggelar operai pasar dan mengawasi harga di pasaran dengan turun langsung ke pasar-pasar tradisional.

“Pemerintah harus memberikan jaminan ketersediaan stok masing-masing sembako, utamanya yang memililiki tingkat kebutuhan tinggi setiap Ramadan, seperti gula pasir dan beras, sehingga tidak menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat,” pesan La Tunreng.

Ia menambahkan, hal itu termasuk mengintervensi pasar jika nantinya ditemukan harga yang tidak normal, seperti peningkatan kuota ataupun meminta dari pusat untuk melakukan penambahan stok.

Nurizatti/Foto: Effendy Wongso

Comment