Ingin Mudik Gunakan Sepeda Motor Honda, Sebaiknya Periksa Komponen Ini

MEDIAWARTA.COM – Lebaran adalah hal yang paling ditunggu umat Muslim. Pasalnya, momen ini warga yang merayakannya dapat berkumpul bersama keluarga yang sudah menjadi tradisi pulang kampung.

Untuk merayakan libur panjang Lebaran, biasanya warga menggunakan berbagai moda transportasi ke kampung halamannya, mulai transportasi umum hingga kendaraan pribadi.

Salah satu kendaraan yang cukup sering digunakan adalah sepeda motor Honda. Untuk mengurangi risiko kecelakaan selama berkendara, Technical Service Analyst Astra Motor, Rangga Noviar, menjelaskan terkait apa saja yang perlu dicek pada sepeda motor sebelum mudik.

“Periksa tekanan angin ban dan alurnya. Tekanan angin ban yang tidak sesuai standar yang sudah ditentukan, dapat membuat pengendaraan tidak nyaman bahkan bisa membuat sepeda motor kehilangan kendali. Pastikan tekanan angin ban baik untuk berkendara sendiri maupun berboncengan, yaitu kisaran 29 psi untuk ban depan dan 33 psi untuk ban belakang. Selain tekanan angin, Anda juga wajib melakukan pengecekan pada alur ban. Untuk pengecekan ini, Anda bisa melihat berdasarkan indikator keausan ban dari tanda segitiga di sisi luar ban,” jelasnya kepada MediaWarta.com dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/6/2016).

Selanjutnya, yang tidak bisa dinafikan adalah komponen pengapian atau busi. “Untuk berkendara, khususnya jarak tempuh yang cukup jauh, busi merupakan komponen vital yang harus diperiksa. Pastikan usia pakai busi belum mencapai maksimal 8.000 kilometer, dan bunga api yang dihasilkan masih bagus. Untuk pemeriksaan ini, pengendara disarankan membawa sepeda motornya ke bengkel resmi untuk diperiksa. Tutup busi (cap) jangan sampai ketinggalan. Jika cap busi retak atau karetnya sudah keras, bisa menyebabkan aliran listrik dari ignition coil ke busi tidak sempurna, terutama saat terkena air,” papar Rangga.

Selain itu, rantai roda dan drive belt wajib diperiksa terutama dari keausan dan usia pakainya. “Pastikan rantai roda mencengkeram kuat ke sprocket/gear dengan baik. Rantai roda yang sudah aus tidak akan mencengkram baik, hal ini bisa menyebabkan rantai terlepas dari gear bahkan berpotensi putus. Begitu juga drive belt pada motor matik, komponen ini memiliki batas usia pakai maksimal 24 ribu kilometer. Jangan paksakan melebihi dari kilometer tersebut agar performa sepeda motor masih bisa optimal,” urainya.

Menurut Rangga, tidak jarang kecelakaan akibat fungsi rem yang tidak maksimal. Untuk itu, peranti rem mulai handle, pedal, hingga rem itu sendiri jangan sampai luput dari pemeriksaan. Pastikan semua komponen hidrolis berfungsi baik. Jika perlu, ganti minyak rem dan kampas rem sebelum dipakai untuk mudik.

Hal yang tak kalah pentingnya adalah pelumas. Jika menghadapi kondisi macet, beberapa sepeda motor masih mengandalkan pendinginan udara untuk mendinginkan mesin. Dalam kondisi in,i kerja oli akan semakin berat untuk melumasi komponen yang bergerak. Untuk itu periksa kapasitas oli agar sesuai standar ukuran sepeda motor. Jika perlu ganti oli sesuai rekomendasi pabrikan.

“Para pemudik tidak hanya berkendara di siang hari, sehingga saat ini banyak pengemudi berkendara di malam hari untuk mensiasati agar tidak terkena macet dan menghidari suhu yang panas. Untuk itu, pastikan nyala lampu berfungsi baik. Jangan menggunakan mika lampu transparan untuk lampu belakang karena akan membahayakan pengemudi di belakang kita,” imbuh Rangga.

Ia mengimbau pengendara tidak menggunakan lampu berdaya sinar terlampau terang. Pasalnya, ini akan menyilaukan pengendara lain dari lawan arah.

“Jika kesulitan mengecek sendiri, sebaiknya bawa ke bengkel resmi terdekat, seperti di AHASS. Ini supaya kondisi sepeda motor pengendara prima digunakan untuk perjalanan jauh,” tutup Rangga.

Effendy Wongso/Foto: Effendy Wongso

Comment