Jelang Ramadan, Warga Makassar Ramai Ziarah Kubur

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Menyambut Ramadan dengan berziarah kubur, telah menjadi tradisi masyarakat Muslim di Indonesia. Tiga atau dua hari sebelum bulan Sya’ban berakhir, masyarakat Muslim ramai ke tempat pemakaman.

Di Makassar, masyarakat Makassar memadati sejumlah tempat pekuburan umum, untuk melakukan ziarah ke kuburan sanak saudara, Minggu (5/6/2016). “Setiap memasuki Ramadan, kami sekeluarga selalu datang ke sini, melakukan ziarah ke kuburan orang tua. Ini sudah menjadi budaya di keluarga,” kata Muhammad Anwar, yang ditemui di pekuburan umum Dadi Makassar.

Banyaknya peziarah kubur yang datang ke pemakaman, menambah rezki dan keuntungan bagi para pedagang kembang, yang berjulan di sekitar makam. Misalnya Daeng Baji, pedagang kembang di pekuburan umum Dadi, mengaku bisa meraup untung sekitar Rp100 ribu perhari. Harga satu kantong bunga Rp 5 ribu. Banyaknya orang berziarah kubur, berarti banyak juga penghasilan. Lumayan buat belanja sehari-hari di rumah,” kata ibu yang saat itu ditemani cucunya berjualan.

Bagaimana sebenarnya aturan agama Islam mengenai ziarah kubur? Sebenarnya tidak ditemukan riwayat satu pun dari Nabi Muhammad SAW yang mengkhususkan untuk berziarah kubur sebelum memasuki Ramadan. Mengenai ziarah kubur. Rasulullah SAW lebih memilih menganjurkannya secara umum dan terbuka, dan tidak menetapkan batasan tertentu.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya aku pernah melarang kalian menziarahi kuburan, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” (HR. Muslim). Hikmah dari ziarah kubur, kata Rasul, “Sebab ziarah kubur itu akan mengingatkan pada hari akhirat dan menambah kebaikan”.

Comment