Parakang, Makhluk Siluman yang Lebih Seram Dibandingkan Valak

MEDIAWARTA.COM – Mungkin masih terngiang dengan jelas keseraman setan Valak dalam film The Conjuring 2. Saking seramnya, Valak menjadi setan paling di-bully di media sosial. Tetapi, tahukah Anda jika di Sulawesi Selatan ternyata ada makhluk yang lebih menyeramkan dari Valak?

Meskipun sudah dilingkupi modernisasi di mana-mana, namun sebagian masyarakat Bugis-Makassar masih menyakini ada hal-hal supranatural dan magis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu legenda yang sangat terkenal yaitu makhluk siluman atau jadi-jadian yang sering disebut “Parakang”.

Mungkin bagi sebagian masyarakat Tanah Air, makhluk yang bisa berubah wujud dan bentuk tersebut, merupakan kisah misterius yang samar. Namun, bagi masyarakat Bugis-Makassar tentu sudah sangat akrab dengan kisahnya.

Parakang sendiri adalah manusia yang bisa menjelma menjadi makhluk apa saja, seperti kucing, anjing, bahkan benda-benda mati seperti potongan batang pohon pisang dan sebagainya. Makhluk mistis ini termasuk “setan” yang paling ditakuti masyarakat Bugis-Makassar. Pasalnya, tidak hanya mengganggu layaknya setan yang menakut-nakuti manusia, tetapi Parang juga membunuh korbannya.

Konon, Parakang bukanlah makhluk gaib seperti jin dan hantu, tetapi Parakang adalah manusia jadi-jadian. Makhluk menyeramkan ini sebenarnya adalah manusia yang belajar ilmu hitam seperti pesugihan, tetapi sayang ilmu yang ia dapat tidak bisa diimplementasikan dengan baik, atau boleh dikata mereka gagal mendalami ilmunya.

Selain karena faktor ilmu hitam, konteks Parakang secara psikologi merupakan ilmu yang diturunkan orang tua (orang tua yang menurunkan “ilmu” Parakang kepada anak maupun kerabatnya). Dari berbagai kisah, dapat disimpulkan perwujudan makhluk jadi-jadian ini memiliki bentuk serupa manusia, namun menyeramkan dengan mata merah, lidah menjulur keluar, kulit yang keras dan tidak bisa ditembus (kebal), serta kuku memanjang dan tajam

Parakang juga diyakini merupakan makhluk penghisap organ dalam manusia seperti usus dan lainnya, khususnya bagi wanita hamil, janin, anak-anak, dan juga orang tua yang berada di ambang kematian.

Cerita yang banyak beredar dalam masyarakat, Parakang bisa berubah kapan saja, tidak mengenal waktu siang atau malam hari. Namun, secara umum Parakang baru berubah di malam hari. Di siang hari atau saat tidak berubah menjadi makhluk siluman, mereka sama seperti perwujudan manusia normal, tetapi matanya tetap merah dan kontan siapa saja yang bertatap mata dengannya bisa dibuat merinding.

Konon, jika Parakang berubah wujud menyerupai benda atau hewan maka mereka akan memiliki perbedaan yang bisa membantu Anda mengetahui keberadaannya.

Misalnya, jika ia berubah jadi hewan jenis kucing atau anjing maka kaki bagian belakangnya akan lebih panjang, dan saat berjalan hewan perwujudan Parakang terlihat berjalan menunduk di bagian depannya. Jika ia berubah jadi pohon, maka bentuk pohon tersebut hanya memiliki dua ranting yang seolah menyerupai tangan.

Untuk mengusirnya, seseorang hanya boleh memukulnya sekali saja, baik dengan tangan kosong maupun menggunakan kayu. Pasalnya, jika memukulnya lebih dari satu kali, maka Parakang akan berbalik menyerang.

Jika memukulnya satu kali, maka biasanya akan ada orang yang sakit atau bahkan meninggal di sekitar. Hal ini terjadi karena saat berubah wujud maka jasadnya akan tetap berada di rumah dan hanya jiwanya yang keluar untuk mencari mangsa.

Yang pasti, Parakang akan sangat menderita saat di ambang kematian. Sebab, ilmu Parakang harus diturunkan kepada keturunan mereka. Karena jika tidak, orang yang menjadi Parakang akan sangat tersiksa. Biasanya, keluarga (kebanyakan anak-anak dari Parakang tersebut), merasa sangat iba sehingga berkorban untuk menjadi Parakang baru. Setelah menerima “wasiat” itu, maka Parakang tua yang sekarat, bisa meninggal lebih tenang meninggalkan tubuhnya.

Nisa Nasifah/Dari Berbagai Sumber

Comment