Yuk, Berwisata ke Karst Rammang-rammang di Sulsel

Telaga Para Bidadari

Ada beberapa objek wisata alam yang bisa ditemukan di Rammang-rammang, di antaranya Taman Hutan Batu Kapur, Telaga Bidadari, Gua Bulu Barakka, Gua Telapak Tangan, Gua Pasaung, wisata Sungai Pute, dan Kampung Berua.

mediawarta-rammang-rammang1
Dermaga Rammang-rammang

Di kawasan Rammang-rammang, ada yang disebut dengan istilah Telaga  Bidadari. Masih banyak yang belum mengetahui keberadaannya. Berada tepat di tengah bukit kapur, yang memiliki lubang besar tepat di tengahnya dan menjadi tempat berkumpulnya air, sehingga membentuk sebuah telaga.

Air dari telaga ini berasal dari celah bebatuan kapur, dan hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki, dengan melewati jalan setapak berupa pecahan batu kapur di sepanjang jalan.

Objek wisata ini cukup berbahaya dan menantang, karena yang ingin menuju ke sana mesti mendaki gunung kapur serta melewati cukup banyak jalan setapak yang berada di tepi jurang. Airnya yang jernih dan segar, menjadikan telaga ini sebagai salah satu sumber mata air tawar bagi penduduk setempat.

Menurut cerita rakyat setempat, telaga ini tempat mandi para bidadari, sehingga tempat ini pun disebut sebagai Telaga atau Taman Bidadari. Uniknya, air pada telaga ini akan surut pada musim hujan, dan air akan tinggi pada musim kering.

Objek wisata berikutnya adalah Gua Bulu Barakka, lokasinya tidak terlalu jauh dari Hutan Taman Batu Kapur Rammang-rammang dan Sungai Pute. Kata Bulu diambil dari bahasa Makassar yang berarti gunung, dan Barakka yang berarti berkah atau anugerah. Terdapat situs prasejarah di dalam gua ini, berupa cap tangan manusia purba dan gambar hasil karya manusia purba, berupa gambar hewan seperti kerbau, ikan, rusa, dan gambar kegiatan manusia purba pada zaman dulu. Semuanya berada  pada dinding gua.

Gua Telapak Tangan satu jalur dengan Telaga Bidadari. Untuk mencapai gua ini, mesti berjalan kaki agak jauh ke dalam sekitar dua kilometer. Traveler bakal melewati persawahan dan pematang sawah sebagai jalan setapak. Sepanjang perjalanan di samping kiri kanan adalah gunung kapur yang menjulang tinggi.

Objek yang ditemukan di gua ini tidak jauh berbeda dengan Gua Bulu Barakka, berupa situs prasejarah cap tangan manusia purba dan gambar hasil karya manusia purba. Lebih menariknya, karena dalam gua terdapat semacam telaga atau danau yang cukup luas, yang terkadang digunakan sebagai sumber mata air tawar penduduk setempat.

Untuk mencapai mulut gua, wisatawan harus mendaki bukit kapur setinggi sekitar 20 meter. Sementara, untuk mencapai telaga dalam gua, mesti melewati jalur yang licin dan terjal. Terkadang menemukan satwa endemik yang tinggal di dalam gua telapak tangan yang gelap, seperti laba-laba, kaki seribu, dan jangkrik. Diperlukan alat penerangan dan peralatan yang cukup lengkap untuk mencapai telaga dalam gua ini.

Nisa Nasifah/Foto: Arfah Aksa

Comment