Aku Tak Bisa Mencintaimu Lagi

Foto: Istimewa

Aku Tak Bisa Mencintaimu Lagi
Oleh Nurhayati Pujiastuti

MEDIAWARTA.COM – Pelan saja Bagosa menurunkan kakinya yang berada di atas sofa dengan mata tertuju ke arah Aldi. Tak ada syarat yang terlihat dari mata yang tertuju lekat-lekat pada layar televisi.

Bagosa menghembuskan napasnya kuat-kuat. Berharap Aldi akan menoleh ke arahnya, dan mengangguk mengerti dengan tindakan yang baru saja ia lakukan.

“Kenapa?” Sebuah tanya dari Aldi menghilang begitu saja ketika suara pintu yang ditutup keras-keras seperti dibanting terdengar menandingi suara Aldi.

Tak ada tanggapan dari Aldi kecuali hanya mengedikkan bahunya dan menggelengkan kepalanya.

“Aku mau pulang,” Bagosa mendekat ke arah Aldi. Ditepiskannya jemari Aldi yang ingin menyentuh jemarinya sambil menggeleng keras-keras. “Aku mau pulang,” ulangnya. Kali ini Bagosa menendang kaki Aldi sedikit keras hingga Aldi meringis dan mengalihkan tatapanya pada Bagosa.

“Janjimu….”

Bagosa mengangguk. Mengembuskan napasnya lagi. Ah, betapa ia sudah tak kuat dengan situasi yang ada. “Aku melakukan kesalahan,” bisiknya.

Aldi mengernyit. “Terlalu takut.”

“Masalahnya…,” Bagosa menggeleng. Aldi tidak akan mengerti apa yang ada di hatinya setelah tadi tatapan dari Mama Aldi mengarah padanya. Meski dengan senyum, ia tahu senyum itu keluar cuma untuk basa-basi. Ada kebencian yang tersimpan. Ada kesinisan yang memaksanya untuk mengerti isyarat tidak suka akan kehadirannya di sini.

Mungkin ia yang salah. Dan bodohnya ia, kenapa tadi begitu cueknya menaikkan salah satu kakinya ke sofa meskipun dengan posisi tertekuk karena tidak tahan dengan nyamuk yang menggigit kakinya.

“Bodohnya…!”

“Tunggu sampai film ini selesai kalau kamu mau diantar pulang.”

Bagosa menggeleng.

“Tadi katanya…?”

“Tiba-tiba aku sakit perut.”

Aldi terbahak. Melihat ekspresi Aldi yang tertawa itu, sebenarnya Bagosa ingin mengikuti untuk tertawa. Biasanya juga begitu yang mereka lakukan. Tapi ia mulai mendengar suara pintu kamar tidur utama terbuka dan langkah diseret menuju ke arah Aldi. Refleks, Bagosa berpindah tempat hingga posisinya tidak berdempetan dengan Aldi.

“Kamu tidak ke mana-mana hari ini, kan?” tanya itu ditujukan ke arah Aldi. Cuma Aldi. Karena mata itu tidak memandang ke arah Bagosa sedikit pun. Meliriknya pun tidak.

“Antar Bagosa pulang, Ma. Memangnya Mama mau….”

“Kamu harus antar Mama jam empat nanti. Sekarang sudah jam setengah empat.”

Comment