Asyik, OJK Wacanakan Uang Muka Kendaraan Nol Persen

DP RENDAH - Kalla Toyota beri kemudahan DP rendah bagi pengunjung Trans Autofuntastic yang ingin beli mobil Toyota. Grand New Avanza, bisa dibawa pulang dengan DP mulai Rp 4 juta. Foto: Effendy Wongso

MEDIAWARTA.COM, JAKARTA – Asyik, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) wacanakan uang muka kendaraan nol persen. Pembiayaan masih seret, OJK berencana memangkas lagi uang muka atau down payment (DP) pembiayaan kendaraan bermotor. Tidak kepalang tanggung, uang muka akan diturunkan jadi nol persen dari yang saat ini 15 persen hingga 20 persen.

Kendati demikian, seperti dikutip dari Kontan, Selasa (19/7/2016), rencana DP nol persen ini hanya berlaku untuk multifinance yang mencatat rasio kredit macet atau non performing financing (NPF) di bawah satu persen.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB), Firdaus Djaelani, mengungkapkan, OJK fleksibel dalam menetapkan DP pembiayaan kendaraan.

“Kami masih berdiskusi dengan pelaku usaha. Apakah mereka membutuhkan DP diturunkan lagi agar dapat menaikkan pembiayaan,” terang Firdaus belum lama ini.

Ia menilai, pembiayaan multifinance tahun ini terbilang lebih rendah dibandingkan pencapaian 2014. Lewat pembebasan DP ini, OJK berharap kenaikan pembiayaan. Kalaupun DP menjadi nol persen, OJK menetapkan kriteria khusus untuk multifinance yang boleh memberikan DP nol persen, yaitu multifinance dengan NPF di bawah satu persen. Ke depan, OJK berharap multifinance kian terpacu menurunkan kredit macetnya.

Meski akan dibebaskan, beberapa perusahaan pembiayaan tetap akan mengenakan uang muka pembiayaan. Head of Treasury and Funding PT Federal International Finance (FIF Group) Jerry Fandy, mengatakan, FIF tetap akan menerapkan DP untuk nasabahnya. Alasannya, belum tentu pemberian DP nol persen itu sepadan terhadap kualitas kredit perusahaan.

“Standar syarat pembiayaan yang dipenuhi nasabah tidak berubah. Nasabah yang tidak layak dibiayai tidak akan kami biayai,” bebernya.

Hingga Juni 2016, NPF FIF tercatat sebesar 1,4 persen. Angka ini terbilang stabil jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Kendati begitu, kenaikan NPF berpeluang terjadi pasca Lebaran lalu. Kenaikan NPF dinilai wajar karena hari kerja berkurang.

Di sisi lain, Jerry optimistis, kondisi semester kedua ini, pembiayaan kendaraan bermotor akan lebih menggeliat. Produk baru dari pabrik motor lazim turut mendongkrak penyaluran pembiayaan.

Direktur Utama Wahana Ottomitra Multiartha (WOM Finance), Djaja Suryanto Sutandar, menambahkan, pihaknya tetap akan menerapkan uang muka untuk pembiayaan. Ini dilakukan untuk mengurangi risiko kredit macet.

WOM juga tak menginginkan pembiayaan terlalu dipacu tanpa memperhatikan kualitas kredit. Pasalnya, potensi kenaikan kredit macet naik tetap ada sejalan melemahnya ekonomi dalam negeri.

Meski begitu, Djaja setuju DP tidak perlu diatur secara ketat. Sebab, multifinance secara natural telah menjaga kualitas kreditnya masing-masing. Rasio kredit macet gross WOM Finance hingga Juni 2016 mencapai tiga persen.

Pembiayaan kendaraan bermotor pada Mei 2016 secara year on year (yoy) hanya tumbuh 2,66 persen. Data statistik OJK mencatat, penyaluran pembiayaan konsumen hingga Mei 2016 tercatat sebanyak Rp 255,05 triliun.

Comment