Brexit dan Tesla

Foto: telegraph.co.uk

Brexit dan Tesla
Oleh Rudy Mandagi

MEDIAWARTA.COM – Ketika pengumuman referendum soal apakah Inggris atau United Kingdom (UK) menjadi bagian Uni Eropa atau tidak, maka hal mengagetkan bagi kaum kapitalis ketika hasil yang konservatif memenangkan referendum.

Di satu sisi, Eropa yang damai menjadi tujuan para imigran dari daerah konflik. Di sisi lain, ada ketakutan atas gelombang migrasi yang sangat masif. Maka, tujuan utama dari penggabungan Uni Eropa adalah tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menciptakan pasar.

Ketika populasi tidak menghasilkan market yang besar, di mana orang takut melahirkan karena diidentikkan beranak adalah “cost”, maka penggabungan dengan alasan kesamaan budaya menjadi motif. Ketika ada masalah, maka “siapa lu siapa gue” menjadi pemicunya. Itulah kebersamaan yang tidak tulus, karena alasan utamanya adalah market.

Keseimbangan atas Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, memicu Eropa untuk bersatu. Namun, ketika ada ancaman yang bisa merusak budaya, maka semuanya terempas. Yang menjadi masalah besar adalah London sebagai kota keuangan yang sangat berpengaruh di Eropa, menimbulkan rasa khawatir yang sangat besar secara makro ekonomi.

Kita akan melihat dampaknya sekitar tiga bulan ke depan. Keseimbangan baru akan menarik ekonomi dunia ke bawah, dan akan berhenti di titik keseimbangan yang baru. Konsolidasi ini, jika tidak diperhatikan dampaknya akan meluas ke kawasan lain.

Pada saat hampir bersamaan, sebuah mobil ramah lingkungan Tesla, mengalami kecelakaan akibat tidak berfungsinya sistem “autopilot”. Kecelakaan ini terjadi, meski Tesla dengan sistem autopilotnya sudah menjalani jutaan mil perjalanan yang dilakukan pelanggan-pelanggan mereka.

Coba bandingkan dengan kecelakaan mobil manual. Lalu, kenapa beritanya menjadi besar? Karena Tesla menjadi ancaman serius bagi mobil berbahan bakar minyak dan gas, serta sistem autopilot Tesla memaksa produsen mobil yang sudah mapan agar merogoh koceknya untuk berinvestasi lebih besar. Maka dengan adanya musibah ini, seolah-olah Tesla ingin “diselesaikan”. Itulah efek informasi yang luar biasa. Padahal, secara statistik musibah ini sangat kecil persentasenya. Maka keseimbangan kembali ingin dialangi.

Begitulah kehidupan ini, kadang manusia sangat egois. Dengan memainkan informasi maka data bisa termanipulasi. Dengan memainkan data maka informasi akan buyar.

Maka kesimpulan dari semua ini adalah ada tiga entitas penting. Data sebagai input, proses sebagai dapur, dan informasi sebagai hasil dari proses. Dalam setiap stepnya, bisa saja terjadi manipulasi dan pembiasan.

Kejahatan tertinggi saat ini adalah memainkan tiga instrumen itu dengan tujuan yang disesuaikan. Maka, berhati-hatilah dan cermatlah menganalisis tiga instrumen ini dengan hati dan pikiran yang bersih.

Comment