BRI ajak Saudagar Bugis pulangkan dana ke Indonesia

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – BRI ajak Saudagar Bugis pulangkan dana ke Indonesia. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengajak seluruh Saudagar Bugis yang berbisnis di seluruh wilayah Tanah Air hingga yang merantau di mancanegara, agar bisa membantu membangun negeri dengan berpartisipasi dalam program sosialisasi program amnesti pajak yang digagas Pemerintahan Jokowi-JK.

“Kami siap membantu para saudagar Bugis dan melayani konsultasi 24 jam, sekaligus siap menampung dana repatriasinya di BRI,” ungkap Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam di sela acara Halalbihalal Saudagar Bugis, Senin (25/7/2016) di Makassar.

Asmawi menjelaskan, program amnesti pajak saat ini sedang berlangsung dan merupakan kesempatan langka yang tidak boleh dilewatkan. Apalagi, pemerintah menetapkan program pengampunan pajak ini memiliki batas waktu cukup singkat.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan pelaku usaha untuk membawa pulang uangnya yang tengah disimpan di luar negeri ke Indonesia. Uang itu sangat dibutuhkan pemerintah sebagai modal pembangunan infrastruktur.

Asmawi menjelaskan, sebagai salah satu bank BUMN yang ditunjuk pemerintah, BRI optimistis bisa menampung dana repatriasi antara Rp 50 triliun-Rp 100 triliun. Sebagian besar dana ini selanjutnya akan disalurkan ke berbagai proyek pemerintah yang strategis.

“Dana yang akan masuk cukup besar. Target dana di atas Rp 50 triliun itu merupakan target revisi, setelah kami melihat antusiasme nasabah saat menggelar beberapa kali gathering. Kami optimistis target ini mampu dicapai, karena BRI memiliki infrastruktur dan jaringan terbanyak di seluruh wilayahIndonesia. Selain itu, kami juga memiliki beberapa unit kerja operasional di luar negeri,” terangnya.

Dengan pencapaian itu, BRI akan mampu berkontribusi optimal bagi kemajuan perekonomian nasional. Untuk menunjang program amnesti pajak, BRI akan mengerahkan 120 sentra layanan prioritas, 467 kantor cabang dan 603 kantor cabang pembantu, serta empat kantor BRI  cabang luar negeri yang tersebar di Singapura, Hongkong, Cayman Island, serta New York.

Selain itu, BRI juga akan menyiagakan help desk melalui call center selama 24 jam. Call center ini nantinya akan melayani sejumlah pertanyaan dari calon peserta program pengampunan pajak.

Menurut Asmawi, pada dasarnya, amnesti pajak memiliki dua tujuan. Pertama, tarif tebusan amnesti pajak masuk menjadi penerimaan negara. Kedua, dana repatriasi bisa menjadi sumber likuiditas perbankan. Dengan adanya peningkatan likuiditas perbankan, suku bunga bisa turun. Masuknya dana repatriasi juga bisa mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BRI melampaui 10 persen.

Selain pengusaha besar, program amnesti pajak diharapkan bisa diikuti pelaku usaha UMKM. Pemerintah bahkan menargetkan 10 ribu UMKM bisa ikut program ini. Tarif yang diusulkan untuk UMKM sebesar 0,5 persen hingga 1 persen. Pelaku UMKM perlu mendapat tarif lebih rendah agar mereka dapat berpartisipasi dalam program pembangunan, sekaligus memanfaatkan program amnesti pajak ini.

Agar penyerapan dana berlangsung secara optimal, menurut Asmawi, BRI juga telah menyediakan instrumen yang bervariasi dengan tingkat imbal hasil yang kompetitif, mulai deposito berjangka, tabungan multicurrency, obligasi, Medium Term Notes (MTN), Negotiable Certificate of Deposit (NCD), transaksi valuta asing, produk DPLK, bancassurance, reksadana, serta jasa kustodian dan jasa trustee.

Pada 2016-2017, BRI akan menerbitkan obligasi Rp 20 trilliun dan MTN Rp 5 trilliun sebagai salah satu upaya mengantisipasi permintaan dari peserta amnesti pajak yang berinvestasi pada instrumen keuangan berpendapatan tetap.

“Dari pilihan investasi tersebut, deposito merupakan pilihan yang paling menarik karena return yang diberikan dan fleksibilitas dalam menentukan jangka waktu,” tutup Asmawi.

Singgih Wahyu Nugraha/Foto: Singgih Wahyu Nugraha

Comment