Hendrik Ceper akan Dikebumikan di Tasikmalaya

Istri mendiang Hendrik Ceper, Nur Djalilah, menangis di samping jenazah Hendrik Ceper di Kampung Bageur, Desa Sukarapih, Kecamatan Sukarame, Minggu (2/7/2016).

MEDIAWARTA, TASIKMALAYA – Dunia hiburan di Indonesia kembali berduka. Komedian asal Kota Depok, Hendrik Tanuwijaya atau yang lebih dikenal dengan nama Hendrik Ceper (37), mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 02.25 Wib di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama (RS SMC), Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (2/7/2016).

Hendrik wafat setelah dirawat 12 hari di rumah sakit akibat kelainan gagal fungsi adrenalin atau Hypertiroid dan mengalami gangguan pernapasan akut. Ia sempat mengalami koma akibat penyakit yang dideritanya.

Paman istri Hendrik Ceper Nur Djalilah, Baehaki (50), menuturkan, Hendrik sempat sadar sekitar pukul 22.00 Wib, Sabtu (11/7/2016), namun kondisinya langsung menurun drastis sekitar pukul 01.00 Wib.

“Sempat buka mata, dan menggerakkan tangan sekitar pukul 22.00 Wib. Namun, sekitar jam 01.00 Wib, dokter memanggil saya dan meminta mendatangkan istri Hendrik, karena kondisinya semakin kritis,” papar Baehaki.

Nur Djalilah datang sekitar pukul 01.30 Wib. Namun, tidak lama setelah Nur kembali ke rumahnya, Hendrik mengembuskan nafas terakhir, sekitar pukul 2.25 Wib.

Almarhum Hendrik pun langsung dibawa ke rumah istri Hendrik di RT 19 RW 4, Kampung Bageur, Desa Sukarapih, Sukarame, Tasikmalaya.

“Hendrik langsung dibawa ke rumah, dan akan dimakamkan di Tasikmalaya, namun kita masih menunggu keluarga Hendrik dari Bekasi,” ujar Baehaki.

Sementara itu, Nur Djalilah saat dijumpai di rumahnya, mengatakan, sebelum di bawa ke rumah sakit pada Rabu (22/6/2016) lalu, Hendrik sempat mengeluhkan sesak napas. Keluarga Nur Djalilah pun langsung membawa Hendrik ke RS SMC Tasikmalaya.

“Semasa hidup, Kang Hendrik tidak pernah mengeluh sakit, tetapi saya tahu ia sakit asma. Tidak tahu kalau sakit kelenjar Tiroid,” imbuhnya.

Ia menambahkan, Hendrik sempat begadang bersama warga Kampung Bageur setiba dari Jakarta, Minggu (19/6/2016). Baru pada Rabu dini hari, Hendrik mengeluh sakit pada dadanya.

“Kang Hendrik pulang dari Jakarta naik bus sendiri. Ia juga sudah kecapekan, ditambah begadang, sakitnya juga mendadak,” urai Nur.

Menurutnya, selama 12 hari dirawat, kondisi Hendrik sempat membaik. Dorongan dari teman-teman artis seperti Daus Mini dan Ustaz Zaky yang datang langsung ke RS SMC Tasikmalaya juga menjadi penyemangat bagi Hendrik untuk tetap bertahan.

“Teman artis ada yang jenguk, setelah dikabari wafat, manajemennya juga mau datang,” beber Nur.

Di matanya, Hendrik dikenal sebagai pria bertanggung jawab dan sayang kepada anaknya. Ia sempat menitipkan pesan kepada Nur agar menjaga anaknya baik-baik sebelum terbaring di rumah sakit.

Kang Hendrik pria yang bertanggung jawab dan tidak pernah mengeluh. Sebelum sakit, Hendrik berpesan kepada saya untuk sabar, rezeki sudah ada yang mengatur. Besarkan anak dengan baik,” ujar Nur.

Hendrik rencananya akan dimakamkan di tempat pemakaman umum Astana, Kampung Bageur, Desa Sukarapih, Sukarame. Dia meninggalkan istri dan anak semata wayangnya, Katrina Putri Ramadani, buah hasil perkawinannya dengan Nur selama tujuh tahun.

“Anak kami tepat satu tahun 24 Juni kemarin. Ia menangis terus, karena biasanya kalau ayahnya pulang, suka diajak main,” tutup Nur. (Pikiran Rakyat)

Windiyati Retno Sumardiyani/Foto: Windiyati Retno Sumardiyani (Pikiran Rakyat)

Comment