Ingin bunuh diri? Ini berarti seseorang dilanda depresi

womenshealthmag.com

MEDIAWARTA.COM – Ingin bunuh diri? Ini berarti seseorang dilanda depresi. Ada banyak hal yang bisa memicu depresi dalam perkawinan. Mulai masalah anak, uang, hingga campur tangan keluarga besar (biasanya mertua). Psikolog keluarga dari Rumah Sakit (RS) Pondok Indah, Jakarta Roslina Verauli, mengajak kita melihat tanda-tandanya agar bisa membantu diri dan pasangan terhindar dari depresi.

Dikutip dari femina.co.id, suami-istri harus memperhatikan kemampuan pasangan hidupnya. Khususnya yang terkait fungsi dirinya sebagai suami atau istri. Jika Anda melihat adanya kemerosotan fungsi yang konsisten, bisa jadi pasangan Anda sedang mengalami stres atau berada di ambang depresi.

Letupan-letupan emosi. Bentuknya bermacam-macam, seperti menutup diri, sedih yang berkepanjangan, marah-marah yang tak jelas ujung pangkalnya, dan sebagainya.

Perubahan pola yang seharusnya sudah rutin. Misalnya, pola makan dan pola tidur. Jika biasanya makan sedikit, menjadi makan jauh lebih banyak. Jika sebelumnya tidur cukup, tiba-tiba selalu tidur lebih sedikit atau justru berlebihan.

Keinginan untuk meninggalkan dunia. Kerangka berpikir yang negatif dan rasa putus asa bisa membuat seseorang yang depresi mempunyai keinginan untuk mengakhiri hidupnya lebih cepat.

Keluhan rasa nyeri. Terutama di bagian kepala, punggung, persendian, dan perut.  Keluhan fisik adalah pertanda stres dan depresi, namun sayangnya kerap diabaikan.

Untuk menghindari stres dan depresi dalam perkawinan, perlu dipelihara komunikasi. Manfaatkan pertemuan tatap muka untuk melepaskan impitan dalam pikiran. Lepaskan beban dengan saling berdialog. Jadikan suami atau istri sebagai  orang yang paling Anda percayai. Apa pun masalah yang sedang dihadapi, jangan menutup diri dari suami atau istri. Usahakan selalu terbuka kepadanya.

Selain itu, jalinlah persahabatan. Akan mudah bagi Anda, wanita, untuk berbagi beban dengan teman wanita. Karena, dari sisi emosional, mereka memiliki kesamaan dengan Anda. Sesibuk-sibuknya Anda, sediakan waktu untuk melakukan kontemplasi, evaluasi, dan dialog dengan diri sendiri untuk hidup lebih baik. Anda bisa melakukan di mana saja, bahkan saat bekerja.

Yang paling penting, jagalah kehidupan spiritual Anda. Orang yang lebih matang dan makmur secara emosional, biasanya memiliki hubungan yang dekat dengan pencipta-Nya.

Comment