Perempuan yang Selalu Menggenggam Telur

Foto: Istimewa

“Kita tidak tahu apa alasan perempuan itu selalu menggenggam telur itu. Tapi berita yang aku dengar, dalam waktu dekat ini, kekasihnya dulu akan datang bersama anak dan istrinya.”

Perempuan itu mendengar perbincangan di warung sembako itu. Ah, kekasihnya akan datang juga akhirnya. Meski laki-laki itu datang bukan untuk menjemputnya, ia bahagia.

***

Stasiun kecamatan. Perempuan itu berdiri menatap bis yang masuk terminal. Telur itu ada pada genggaman tangan kanan. Matanya menatap lekat setiap penumpang yang turun.

Hari ini laki-laki itu akan datang. Bersama anak dan istrinya. Begitu berita yang ia dengar. Sayang berita itu kurang lengkap. Karena tidak jelas akan datang sekitar jam berapa.

Tidak apa. Ia bersedia menunggu dari pagi. Hingga malam sekalipun.

Kepalanya pusing melihat lalu lalang orang dan kendaraan yang semrawut. Ia putuskan menunggu di gerbang desa. Sama saja. Nanti laki-laki itu akan melewati gerbang itu juga. Karena itu satu-satunya jalan untuk memasuki desa.

Tengah hari. Ia berdiri di gapura desa. Bayangan dirinya hanya sejengkal panjangnya. Perempuan itu mematung, persis tugu selamat datang. Peluh bercucuran di wajah, bahkan di seluruh tubuh. Matanya menatap lurus ke ujung jalan.

Matanya berkedip. Genggaman telur di tangan semakin erat. Laki-laki itu sudah datang. Bersama seorang wanita dan bocah di gendongan. Berjalan mendekatinya. Semakin dekat.

Mereka berhadapan. Wajah perempuan itu dingin menatap. Meski ada bilur rindu, ia sadari tidak tepat untuk memburainya. Maka ia tekan saja dalam hati.

Tanpa dialog. Tanpa suara. Perempuan itu mengangkat tangan. Mencampakkan telur itu tepat di wajah laki-laki itu. Baunya busuk. Berhembus ditiup angin ke segala sudut desa.

Perempuan itu berbalik. Melangkah riang. Ia bahagia. Meski terasa ada yang hilang dari tangannya.

Ia bahagia, bisa memenuhi janji. Meski bukan seperti inginnya.

Biodata Penulis:

T Sandi Situmorang, lahir di Hutaraja, Sumatera Utara, 10 Desember 1978. Cerpen pertamanya dimuat di majalah Anita Cemerlang pada 1994. Sudah ratusan cerpen telah dipublikasikan pada sejumlah media, di antaranya Anita Cemerlang, Aneka Yess!, Kawanku, Keren Beken, Ceria Remaja, Kompas Anak, Suara Pembaruan, Teen, dan lain-lain. Bukunya yang sudah diterbitkan berjudul Cewek Matre (Penerbit Andi, 2007). Sebuah cerpennya termuat dalam Antologi Cerpen Koran Medan (Dewan Kesenian Medan, 2006), dan sebuah cerpen remajanya juga termuat dalam buku bahasa Indonesia untuk kelas dua SMP, Penerbit Erlangga. Saat ini belasan novel Teenlit-nya sudah dimuat berbagai penerbit nasional, termasuk Gramedia Pustaka Utama.

Comment