Pokemon Go dan Nintendo

Grafik saham Nintendo menunjukkan kenaikan yang luar biasa pasca peluncuran Beta Pokemon Go belum lama ini.

Pokemon Go dan Nintendo
Oleh Rudy Mandagi

MEDIAWARTA – Pokemon Go dan Nitendo, dua nama yang sudah tak terpisahkan. Setelah dirilis sebagai versi Beta pada 6 Juli 2016 di Amerika Serikat (AS), Australia, dan Selandia Baru, keesokan harinya game ini lansung masuk sebagai Top Grossing/Paking digemari dan “Free”.

Game yangg dirilis Niantic, sebuah perusahaan sempalan Google dan Nintendo sang pemilik karakter memiliki 33 persen saham. Pada 14 Juli 2016, seminggu setelah rilis, saham Nintendo telah naik sebesar 50 persen. Hal ini membuktikan Nintendo masih sangat kuat dengan karakter-karakter yang mereka miliki seperti Super Mario, Zelda, dan sebagainya. Pada 2017, Nintendo merencanakan untuk merilis empat permainan lagi dalam usaha serius mereka memasuki pasar seluler.

Namun di balik kesuksesan tersebut, permainan ini dilaporkan menimbulkan beberapa kecelakaan, akibat posisi Gym dan hilangnya kontrol situasi pada pemain lantaran terlalu fokusnya ke permainan ini. Salah satu update terakhir adalah ditemukannya Gym di Panmunjom, yang merupakan zona demiliterisasi di Korea. Niantic kemudian menghilangkan Gym tersebut setelah laporan diterima.

Kabar baik akan kesuksesan game ini akan menimbulkan efek bola salju. Penjualan seluler akan meningkat. Jika masih ingat, maka beberapa tahun lalu ada beberapa pemicu yang meningkatkan penjualan netbook, mulai Facebook pada awal-awal kemunculannya, game Zumba, dan Poker.

Hal ini tampaknya akan terjadi lagi. Namun, seberapa besar peningkatannya, tentu masih harus menunggu beberapa minggu ke depan. Namun, salah satu fitur yang harus diperhatikan maniac games ini adalah kapasitas baterai yang tersedia. Dengan aktivasi GPS dan kamera, tentu baterai akan menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Akhirnya, kabar terbaru adalah Nintendo akan mengeluarkan beberapa peralatan tambahan. Peralatan ini akan dikoneksikan melalui Bluetooth ke aplikasi Pokemon Go. Entah apa saja alat-alat itu, namun begitulah yang namanya teknologi.

Tentu kita harus bijak untuk hal yang satu ini. Saya pun sampai hari ini masih memutuskan untuk tidak meng-install aplikasi ini ke dalam gadget saya. Pemahaman saya tentang gadget, chatting, dan media sosial adalah tetap saya yang mengontrol.

Barang ini tidak boleh mengambil kemerdekaan saya sebagai manusia dan sampai sekarang pun saya adalah orang yang paling “lelet” menjawab WhatsApp (WA) dan sebagainya. Karena saya bukan budak teknologi, tetapi saya adalah pemakai teknologi saja.

Comment