Surga dalam Dekapan

Foto: Istimewa

Surga dalam Dekapan
Oleh Andini Haryani

Kini karena Dulu

MEDIAWARTA.COM – Kadang-kadang rasanya aku hanya ingin menangis. Bahkan saat dia sedang berada di sebelahku atau saat aku berada dalam pelukannya. Betapa menakutkannya tidak mengetahui masa depan dari sesuatu. Atau apakah itu sesuatu yang bagus? Aku takut membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya. Kadang rasanya aku sudah begitu siap untuk menghabiskan sisa hidupku dengannya. Mungkin terdengar bodoh, namun kadang hanya itu yang sungguh aku yakini.

Kadang rasanya hati ini, tubuh ini penuh dengan sesuatu yang tidak bisa aku sendiri definisikan. Bahkan tidak sanggup aku hadapi sendirian. Aku merasa begitu kecil, untuk dapat merasakan sesuatu yang sebesar ini. Perasaan yang begitu kuat. Tidak lagi sebatas ingin memiliki, namun lebih kepada sudah menjadi. Pikiranku, perasaanku, keputusanku, semua mengandung dia. Dia ada dalam setiap embusan dan tarikan napasku. Sungguh, kadang rasanya demikian.

Dia mengalir dalam darahku. Diriku penuh dengan dia. Tawanya, marahnya, gilanya, mimpinya, suaranya, takutnya, baunya, cumbunya, semuanya. Dia ada dalam aku. Sebagaimana pun aku berusaha menolaknya, dia sudah meracuni aku. Tapi aku tidak akan mati. Racun yang ini, semoga hanya akan membuatku lebih mengerti cinta. Tidak ada yang lebih aku inginkan daripada sungguh memahami arti mencintai. Yang tidak lagi terbatas kepada aku, aku, dan aku.

Kadang aku merasa telah menghabiskan terlalu banyak tenaga dan waktu untuk mati-matian menolakmu. Menyangkal kehadiranmu dalam napas dan nadiku, namun kini aku mengaku kalah. Saat aku berusaha tidak memikirkanmu pun, jantungku tetap berdetak karena aku mencintai kamu.

Aku tidak mungkin menolak rasa yang sekuat itu. Kamu sudah berada di setiap titik dalam tubuh fanaku, dan terutama di setiap rongga yang membuat aku mampu merasakan nikmatnya amarah, nafsu, dan bahagia. Kamu ada di setiap unsur yang menjadikan aku manusia. Manusia yang berani mencinta.

Aku jatuh cinta… Jatuh dengan parah, menabrak tembok, dan kini siap masuk jurang….

***

Dulu aku berharap bisa merasakan indahnya jatuh cinta. Konon rasanya seperti ada seribu kupu-kupu yang berterbangan di perut dan tubuh terasa ringan, seakan sedang bersantai di pelukan awan. Bukan hanya itu! Segalanya kemudian jadi wangi dan indah. Lukisan alam kemudian jadi lebih cantik dari sebelumnya. Pelangi jadi punya ribuan warna, dengan gradasi yang saling bersahutan, meminta-minta perhatian.

Menurut mitos, tidak ada yang lebih menyenangkan daripada jatuh cinta. Bahkan orang rela mati demi yang dicintai, tanpa merasa bahwa itu adalah tindakan yang kelewat batas. Akal sehat tiada, seperti masalah yang juga ikut menguap pergi. Cinta punya kekuatan yang lebih hebat daripada obat paling ampuh untuk penyakit paling akut di dunia: duka dan murka.

Comment