Tugu Bom Bali Jadi Destinasi Edutainment

Seorang turis mancanegara tengah mengabadikan Tugu Bom Bali di Ground Zero, Jalan Legian, Bali.

MEDIAWATA.COM, DENPASAR – Tugu Bom Bali jadi destinasi belajar sambil berlibur. Hal inilah yang dilakukan sejumlah siswa asal Makassar saat berpelesir ke Pulau Dewata Bali, beberapa waktu lalu.

Memang, salah satu destinasi edukasi di Bali adalah Tugu Bom Bali. Berlokasi di Ground Zero, Jalan Legian, Bali, destinasi bersejarah ini setiap hari selalu ramai dikunjungi sejumlah pelajar.

Salah seorang siswa SMA Negeri 3 Pinrang, Hadriani, mengaku datang dan belajar tentang sejarah terjadinya bom Bali bersama rombongan.

“Kami diminta mengenang sekaligus belajar tentang sejarah terkait sejumlah kejadian yang ada di sekitar kita,” terangnya.

Berdasarkan pantauan MediaWarta.com, tidak sedikit pelajar dari luar Indonesia ikut mengunjungi lokasi ini.

Matthew Shade Alehandro, siswa kelas 1 SMA sederajat asal Perth Australia, bahkan menjadikan tugu ini sebagai bahan tugas penutup mata pelajaran sejarah sekolahnya.

“Saya memang sudah merencanakan kunjungan ini sejak lama. Kami diminta mencari tempat bersejarah dan memberikan kenangan khusus kepada warga Australia. Makanya, saya pilih monument (Tugu Bom Bali) ini,” imbuh Matthew.

Sekadar diketahui, ihwal Tugu Bom Bali ini bermula ketika terjadi ledakan dahsyat bom tepat di lokasi tugu ini berada pada 2012. Peristiwa ini juga kerap disebut Bom Bali I.

Kronologisnya, ada tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari pada 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy’s Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sementara ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat AS.

Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada 2005.

Tercatat, 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.

Haykel Iswandy/Foto: Istimewa

Comment