Tax Amnesty mulai tunjukkan taji, aliran dana dari luar negeri perkuat cadangan devisa

Foto: dream.co.id

MEDIAWARTA.COM, JAKARTA – Tax Amnesty mulai tunjukkan taji, aliran dana dari luar negeri perkuat cadangan devisa. Aliran dana dari pengampunan pajak atau Tax Amnesty yang mulai masuk ke Tanah Air mulai berefek pada cadangan devisa.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) cadangan devisa pada Juli 2016 tercatat sebesar 111,4 miliar dolar AS, naik 1,47 persen ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 109,8 miliar dolar AS.

Dikutip dari Kontan, Sabtu (6/8/2016), Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, menjelaskan, kenaikan cadangan devisa pada Juli 2016 berasal dari penerimaan pajak dan devisa migas pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas yang lebih besar ketimbang  kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” terang Tirta dalam keterangan resminya, Jumat (5/8/2016).

Ia menambahkan, cadangan devisa pada Juli 2016 sebesar 111,4 miliar dolar AS ini cukup untuk membiayai 8,5 bulan impor atau atau 8,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi ini juga dinilai cukup aman karena ada di atas standar internasional yang mematok tingkat cadangan devisa aman adalah tiga bulan impor.

Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, menambahkan, penguatan cadangan devisa kali ini akan berdampak pada penguatan nilai tukar rupiah. Maklum, dalam beberapa pekan terakhir arus modal asing yang masuk, utamanya dari kebijakan Tax Amnesty telah membuat rupiah semakin berotot.

Menurut David, sepanjang Juli 2016, arus modal masuk ke Indonesia mencapai 1,9 miliar atau sekitar Rp 25 triliun. Oleh karena itu, selama Juli kurs rupiah stabil di level Rp 13.200 per dolar AS. “Suplai valas relatif berlimpah, jadi BI sama sekali tidak ada intervensi,” bebernya.

Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan, sejak Januari-Juli 2016, total dana asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 129,7 triliun. Masuknya dana asing ini membuat rupiah menguat sekitar 5,1 persen-5,2 persen sepanjang  Januari-Juli 2016.

David memproyeksikan, ke depan penguatan rupiah masih akan berlanjut seiring penguatan cadangan devisa. “Ke depan, pengaruh Tax Amnesty akan mendorong cadangan devisa untuk terus naik,” ulasnhya.

Kendati demikian, ia mengingatkan agar BI tetap menjaga penguatan rupiah agar tidak terlalu perkasa. Menurutnya, penguatan rupiah tidak boleh lebih Rp 12.700 per dolar Amerika Serikat (AS) agar rupiah tetap kompetitif untuk mendukung ekspor. Sebab, bila rupiah lebih kuat dari angka itu, justru akan mendorong peningkatan impor.

Sementara itu, Agus memastikan BI akan ada di pasar untuk menjaga rupiah tetap sesuai fundamentalnya.

Comment