Yayasan Pendidikan Astra gelar fashion show karya siswa binaan Astra bertajuk Gedangsari Berlari

MEDIAWAWRTA.COM, YOGYAKARTA – Yayasan Pendidikan Astra gelar fashion show karya siswa binaan Astra bertajuk Gedangsari Berlari. PT Astra International Tbk melalui Yayasan Pendidikan Astra-Michael D Ruslim (YPA-MDR) bekerja sama desainer Lulu Lutfi Labibi, mengadakan pagelaran busana bertajuk “Gedangsari Berlari”.

Dalam pagelaran busana, diperagakan karya Lulu yang menggunakan material hasil karya batik siswa binaan YPA-MDR, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Gedangsari, Gunungkidul, Yogyakarta.

“Kolaborasi ini merupakan wujud dari puncak kreativitas para siswa SMKN 2 Gedangsari yang telah diberikan program pembinaan desain dan pengembangan motif batik oleh Lulu dan eksplorasi kecakapan hidup masyarakat di Gedangsari,” ujar Ketua Pengurus YPA-MDR Arietta Adrianti.

Material batik bermotif flora dan fauna khas Gedangsari yang digunakan dalam pagelaran busana tersebut diproduksi selama proses workshop yang dilaksanakan selama beberapa kali selama satu tahun bersama guru dan siswa SMKN 2 Gedangsari. Motif yang digunakan berupa daun pisang, pohon bambu, bunga sepatu, dan burung.

“Ketika itu, saya meminta mereka membuat motif yang terinspirasi dari lingkungan sekitar. Mereka memberikan hasil yang segar dan orisinil seperti motif semut makan pisang maupun pelepah pisang,” tutur Lulu.

Selain teknik batik, materi yang diberikan juga berupa pengembangan motif kontemporer, branding, serta pemahaman terhadap pasar.

Acara yang diselenggarakan di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta, dihadiri 300 undangan, di antaranya keluarga besar Grup Astra, keluarga besar sekolah binaan YPA-MDR di wilayah Yogyakarta, SMKN 2 Gedangsari, serta konsumen atau masyarakat umum.

Pada pagelaran busana kali ini, Lulu menghadirkan karya yang menggunakan teknik drapery, yang merupakan ciri khasnya. Karya tersebut menggunakan materi batik hasil kolaborasi yang juga dikombinasikan lurik, tenun Kupang, maupun katun bordir motif bunga. Karya berupa atasan, celana, rok, jumpsuit, dress, dan jaket ini sudah dipadu dalam 90 tampilan.

Selain pagelaran busana, diputarkan juga film dokumenter yang menampilkan kegiatan pembinaan siswa dengan segala latar belakang kehidupan. “Selama satu tahun, saya berkenalan dengan siswa yang memiliki latar belakang dan cerita yang berbeda, tetapi mereka mempunyai tujuan yang sama, menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama. Bekerja sama Raditya Bramantya dan Eandaru Kusumaatmaja, kami mendokumentasikan berbagai mimpi, harapan, dan semangat mereka melihat masa depan,” imbuh Lulu.

Sekadar diketahui, sejak 2007, YPA-MDR membina sembilan SD, dua SMP, dan dua SMK di Yogyakarta, serta 2.820 siswa binaan dan 188 guru binaan. Berdasarkan empat pilar pola pembinaan YPA-MDR, membatik merupakan salah satu kecakapan hidup yang dikembangkan di Gedangsari sesuai potensi daerahnya.

YPA-MDR bersinergi dengan para praktisi dan desainer sebagai narasumber. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran secara akademik dan implementasinya di sekolah binaan. Selain itu, YPA-MDR juga berupaya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menciptakan perekonomian kreatif dengan menjadikan Gedangsari sebagai daerah sentra industri sesuai potensi unggulan daerah.

“Peragaan batik karya siswa SMKN 2 Gedangsari diharapkan dapat menjadi motivasi para siswa binaan YPA-MDR dan anak-anak Indonesia lain agar bisa menciptakan berbagai karya kreatif lainnya,” tutup Arietta.

Singgih Wahyu Nugraha/Foto: Istimewa

Comment