Unhas Dan Tanggung Jawab Keilmuannya Pada Sulsel

Oleh :Andi Ryza Fardiansyah, S.H.*

Pengurus Bidang Kajian dan Bantuan Hukum Ikatan Alumni Fakultas Hukum Unhas Jabodetabek

Perguruan tinggi (kampus) adalah wadah pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi jenjang pendidikan formal tertinggi. Sebagai sebuah institusi pendidikan, kampus menjadi pusat pengembangan dan penyebarluasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) guna pembentukan insan keilmuan secara nasional.

Meningkatnya kualitas pendidikan nasional tentu akan berpengaruh terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat. Relasi antara Peran pendidikan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) yang menitikberatkan peningkatan kualitas manusia Indonesia dengan penguasaan ilmu pengetahuan.

Tanggung jawab Kampus

Tak dapat dipungkiri, kampus adalah salah satu ujung tombak pembangunan masyarakat suatu bangsa. Dari kampuslah terlahir generasi-generasi pemimpin yang membawa suatu bangsa pada kebesarannya. Pendirian kampus-kampus dalam suatu bangsa dimaksudkan sebagai pembentuk, pemelihara, dan penjaga peradaban manusia. Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya tak terlepas dari kampus-kampus yang didirikan dari barat hingga ke timur Indonesia.

Kota Makassar sebagai bagian dari Indonesia timur telah berdiri kampus-kampus yang menunjang kualitas masyarakatnya. Banyaknya perguruan tinggi, menjadikan Makassar sebagai kota tujuan pendidikan di Indonesia Timur. Akan tetapi, hal tersebut ternyata tidak serta merta menurunkan kesenjangan sosial masyarakat di kota ini.

Hasil survey Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa Sulawesi Selatan memiliki Gini Ratio Kesenjangan Ekonomi tertinggi nasional pada periode tahun 2016. Kesenjangan ekonomi ini menjadi salah satu faktor tidak terbangunnya struktur sosial di masyarakat. Hal tersebut tentunya  berdampak pada pembentukan mental masyarakat yang rapuh terhadap kondisi ekonomi global yang suatu waktu dapat menghancurkan perekonomian nasional. Permasalahan ini sepatutnya menjadi tangung jawab perguruan tinggi sebagai kiblat peradaban.

Mengingat tanggung jawab perguruan tinggi dalam menangani kesenjangan sosial, maka sekiranya Korea Selatan dan Indonesia dapat menjadi komparasi dalam persoalan ini. Sebagai negara yang memulai pembangunan pada tahun yang sama dan menyandang status negara berkembang, Korea Selatan kini jauh melampaui Indonesia. Pembangunan basis sosial melalui pembangunan yang merata dengan meminimalisir kesenjangan sosial dan ekonomi menjadikan Korea Selatan sebagai negara maju dan diperhitungkan di dunia. Kemajuan ini tak terlepas dari keterlibatan perguruan tinggi Korea Selatan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Keberhasilan Korea Selatan tersebut menunjukkan bahwa upaya menciptakan negara maju haruslah ditopang dengan efektifitas perguruan tinggi dalam membentuk basis sosial masyarakat. Inilah bukti betapa peran kampus sangat besar dalam membangun suatu bangsa, khususnya masyarakat yang ada di sekitarnya.

 Peran Unhas

Universitas Hasanuddin, disingkat Unhas, adalah perguruan tinggi negeri di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang berdiri pada 11 Juni 1956. Sejak berdirinya, Kampus ini menjadi harapan dan kebanggan warga Sulsel khususnya Kota Makassar untuk menciptakan manusia-manusia terdidik dan berkualitas di negeri ini.

Peran Unhas sebagai perguruan tinggi terkristalisasi pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu dharma pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam menjalankan peran dharma pendidikan, Unhas diharapkan melakukan peran pencerdasan masyarakat dan transmisi budaya. Begitu pula dalam menjalankan dharma penelitiannya. Unhas diharapkan melakukan temuan-temuan baru ilmu pengetahuan dan inovasi kebudayaan. Pada akhirnya, relasi Unhas dan masyarakat untuk ikut mempercepat proses peningkatan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Sulsel terdapat pada dharma pengabdian masyarakat.

Melalui dharma pengabdian pada masyarakat inilah Unhas akan memperoleh feedback dari masyarakat tentang tingkat kemajuan dan relevansi ilmu yang dikembangkan perguruan tinggi. Terbentuknya insan berkrakter keilmuan oleh Kampus Unhas diharapkan menjadi lokomotif perubahan menuju terciptanya peradaban yang lebih maju. Oleh karena itu, indikatornya ditentukan oleh sejauh mana peran Unhas berafiliasi dengan berbagai elemen masyarakat agar meningkatkan kualitas hidup masyarakat tersebut. Dengan demikian, Unhas sepatutnya mampu memberikan pengaruhnya pada seluruh elemen agar tercipta tatanan sosial yang baik di masyarakat.

Harapan masyarakat

Indonesia yang terbagi atas beberapa wilayah daratan dengan kontur kebudayaan yang sangat beragam menjadikan kehidupan sosial masyarakat Indonesia memiliki ciri yang berbeda. Pemerintah telah mengupayakan terciptanya tatanan sosial guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara merata melalui otonomi daerah. Namun pertanggungjawaban kesejahteraan masyarakat tidak hanya oleh pemerintah melainkan juga menjadi tanggungjawab perguruan tinggipun dalam tri dharmanya. Sebagai salah satu kampus terbesar di Indonesia Timur, Unhas bertanggungjawab memberikan sumbangsih positif kepada masyarakat yang berada di sekitarnya. Hal ini dikarenakan Unhas secara fleksibel memiliki pengetahuan terhadap keadaan masyarakat di sekitarnya melalui penelitian dan pengkajian yang dimilikinya. Oleh karena itu, dukungan pemerintah melalui otonomi daerah dan tanggung jawab moril Unhas diharapkan mampu menghilangkan kesenjangan sehingga tercipta struktur sosial yang baik di masyarakat.

Peran strategis Unhas menjadi universitas pengajaran (teaching universitas), universitas riset (research university) dan benteng peradaban (bastion of civilization) telah membentuk paradigma bahwa perguruan tinggi adalah organ yang sepatutnya aktif mengetahui kondisi masyarakat di lingkungannya secara fleksibel dibanding pemerintah. Pentingnya Unhas mengetahui dan memberikan pengaruh pada setiap perkembangan masyarakat merupakan penentu arah terbentuknya peradaban baru. Dengan demikian, baik buruknya masyarakat dan budaya tidak terlepas dari pengembangan Unhas sebagai perguruan tinggi yang bertanggungjawab terhadap masyarakat di sekitarnya.

Berdasar pada hal tersebut, Unhas sebagai Kampus terbesar di wilayah Indonesia Timur sudah selayaknya melakukan introspeksi atas kesenjangan ekonomi yang terjadi di wilayahnya. Terlebih lagi hasil survey Badan Pusat Statistik yang menyatakan Sulawesi Selatan memiliki Gini Ratio kesenjangan ekonomi tertinggi nasional pada periode tahun 2016 merupakan cambuk untuk lebih mengubah pola pikir dan kualitas masyarakat menjadi lebih baik. Bersama dengan Pemerintah, Unhas diharapkan memiliki kepedulian dan tanggungjawab terhadap masyarakat atas ilmu yang dimiliki dan dikembangkannya. Unhas sepatutnya mampu menginisiasi terbentuknya tatanan sosial masyarakat yang baik di Makassar melalui kapasitasnya sebagai lembaga riset, agar tercipta masyarakat dengan mental  baja menghadapi globalisasi.

Sebagai kampus yang masuk dalam daftar sepuluh perguruan tinggi terbaik nasional, Unhas adalah harapan warga Sulsel khususnya Makassar agar Sulsel menjadi provinsi terbaik di negeri ini. Semoga temu Alumni Unhas yang telah dilaksanakan di bulan september ini, bukan hanya menjadi ajang pertemuan para alumni semata, melainkan juga penyatuan langkah dan perwujudan karya untuk kemajuan bangsa, khususnya bagi masyarakat Sulsel.

 

*Penulis adalah Alumnus Fakultas Hukum Unhas yang berprofesi sebagai Advokat di Jakarta. Tulisan dan pemikiran hukumnya dapat juga dibaca pada blog pribadinya di ryzafardiansyah.blogspot.com/

 

Comment