Kekompakan Danny-Ical saat bahas Program BULo di Rakorsus

Foto : Humas Pemkot Makassar

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Di Rakorsus terlihat Wali kota Makassar Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto bersama wakilnya Syamsu Rizal MI kompak membahas salah satu program Badan Usaha Lorong (BULo) yakni penanaman cabai.

Ini adalah salah satu Program yang menjadi andalan pemerintah kota Makassar mengatasi persoalan inflasi sekaligus untuk menghidupkan perekonomian masyarakat di lorong-lorong ini dipresentasikan kelompok III BULo yang terdiri dari Timpro dan Pokja BULo, Rakorsus Pemkot Makassar, Rabu (8/2/2017).

Sakka Pati yang ditunjuk mewakili kelompok tersebut menjelaskan teknis penanaman cabai dengan pemanfaatan ruang-ruang kosong perkotaan secara apik. Hal ini menuai berbagai pujian peserta Rakorsus.

Meski demikian, pada sesi tanggapan Sekretaris Kota Ibrahim Saleh tetap mengkritisi tidak adanya ketegasan sitem pemasaran pada program tersebut. “Saya melihat tidak adanya ketegasan soal sistem pemasaran setelah panen sehingga mesti dipikirkan kembali hal itu,” pungkasnya.

Wakil Wali kota Syamsu Rizal yang akrab disapa Deng Ical juga ikut memuji program BULo ini sebagai solusi tepat menghadapi berbagai persoalan ekonomi masyarakat.

Namun kehawatirannya, jika model kerja sama pemasaran hasil panen belum ditetapkan justru mengakibatkan munculnya gejolak baru dalam masyarakat.

“Mestinya, kita sudah memiliki kontrak dengan perusahan seperti Indofood agar produksi cabai tidak menimbulkan masalah baru dalam masyarakat pasca panen nantinya,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Danny mengatakan apa yang dihawatirkan Wawali dan Sekda benar adanya. Karenanya, apa yang menjadi penegasan ke tiga pimpinan Pemkot Makassar ini menjadi catatan penting agar lebih disempurnakan lagi ke depan.

“Kita harus punya strategi, apa yang masih kurang harus disempurnakan termasuk memikirkan bagaimana strategi pemasarannya dan bagaimana jika terjadi over suplay atau pun under suplay,” jelasnya.

Danny pun memberi beberapa masukan, di antaranya dari 19 pasar yang dimiliki PD Pasar Makassar harus sudah disediakan satu kios khusus pemasaran cabai BULO. Selain itu, kebutuhan gudang sebagai tempat penampungan sudah harus diaiapkan.

Lebih lanjut, Danny juga meminta Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) melakukan penelitian terkait cabai, mulai dari proses biji menjadi bibit, bibit menjadi cabai, cabai menjadi uang, daya tahan, harga cabai berbagai kondisi (basah-kering) hingga pemanfaatannya untuk masyarakat.

“Inilah gunanya kita di sini, di samping learning by doing, banyak sistem yang harus diperbaiki, kita juga mendapatkan ilmu karena kita saling share berbagai SKPD dan keahlian di tempat ini,” papar Danny.

Comment