Para ilmuan menemukan Katak neon di Argentina

MEDIAWARTak banyak yang tau spesies katak yang terbilang unik. Para ilmuan menyebutnya katak neon karena bisa memancarkan cahaya dikegelapan. Biasanya jika kita mendengar cerita tentang hewan yang bisa bercahaya dalam kegelapan, kunang-kunang pasti langsung tebersit dalam benak. Namun baru-baru ini telah ditemukan hewan lain yang juga bisa mengeluarkan cahaya, yaitu katak neon (fluorescent frog).

Seperti dilansir Rappler, Jumat (17/3/2017), katak tersebut pertama kali ditemukan di wilayah Santa Fe, Argentina. Penemuan ini terjadi saat dua orang ilmuwan Argentina dan Brasil sedang meneliti mengenai asal metabolisme pigmen polka dot pada katak pohon.

Di bawah cahaya normal, warna asli dari katak tersebut adalah cokelat kekuningan. Namun warna tersebut berubah menjadi hijau neon yang terang ketika para ilmuwan menyorotnya dengan senter ultraviolet mereka.

Fluoresensi sendiri adalah kemampuan menyerap sinar atau radiasi elektromagnet lain ke dalam tubuh dan menampilkannya sebagai cahaya. Tak banyak makhluk hidup yang memiliki kemampuan tersebut.

Biasanya kemampuan ini dimiliki ikan perairan dalam dan ubur-ubur, namun ini adalah katak pertama yang memiliki kemampuan tersebut. “Bahkan dalam catatan ilmiah, ini juga merupakan kasus pertama yang pernah ada,” kata salah satu ilmuwan Carlos Taboada.

Akan tetapi, katak unik tersebut jangan disamakan dengan artian “glow in the dark” yang artinya hanya bisa bercahaya dalam gelap. Menurut Popsci (17/3), katak ini tidak bersinar dalam gelap, tapi ia berfluoresensi.

Benda-benda yang memiliki sifat “glow in the dark” hanya bisa bekerja melalui pendar. Bahan berpendar mendapatkan energi dari sumber cahaya, misalnya stiker bintang-bintang yang ditempel di langit-langit kamar. Selain itu, cahaya tersebut juga akan hilang dengan sendirinya ketika sudah tidak ada daya.

Seperti dilaporkan Daily Mail (14/3), katak bersinar ditemukan berpendar menggunakan getah bening dan sekresi kelenjar. Senyawa kimia yang membuat cahaya kehijauan itu tidak pernah ditemukan pada vertebrata sebelumnya.

“Ini sangat berbeda dari fluorophore yang ditemukan pada vertebrata lainnya, yang biasanya berupa protein atau rantai polyenic,” kata Dr Maria Gabriella Lagoria, ahli fotokimia dan salah satu penulis penelitian itu di University of Buenos Aires, kepada Chemistry World.

Para peneliti dari Museum Bernardino Rivadavia Natural Sciences di Buenos Aires menyatakan katak tersebut dapat memancarkan cahaya setara dengan 18 persen dari bulan purnama atau 30 persen dari cahaya senja.

Cahaya tersebut dinilai cukup untuk dilihat oleh katak lainnya meski dari kejauhan dan kegelapan. Penemuan ini menunjukkan bahwa spesies amfibi lainnya juga memiliki cahaya neon.

Julian Faivovich, penulis lain dalam penelitian tersebut, ingin mencari fluoresen pada 250 spesies katak pohon lainnya yang juga memiliki kulit tembus cahaya seperti katak pohon polka dot. Ia berharap tidak melakukan itu sendirian.

“Saya amat berharap kolega lain akan sangat tertarik pada fenomena ini dan mereka akan mulai membawa senter UV ke lapangan,” kata Julian pada Scientific American.

Sumber: beritagar

Foto: Internet

Comment