Chicken Parmigia Waroenk, Steik Ayam Khas Italia-Amerika yang Menggiurkan

MEDIAWARTA.COM, KUPANG – Selain spageti dan piza (sering ditulis pizza) yang sudah menjadi makanan ikonik dunia, Italia juga menghasilkan kuliner yang tidak kalah populernya seperti steik. Di antara demikian banyak steik, ada satu varian yang sudah sangat mendunia yaitu Chicken Parmigia.

Uniknya, menu steik berbahan ayam yang lebih dikenal sebagai “chicken parmigiana” ini merupakan kolaborasi dari makanan Amerika Serikat (AS), dan berkembang secara masif di negara-negara Eropa dan Australia.

Chicken Parmigia juga dikenal sebagai “ayam parmesan” tersebut terdiri dari dada ayam dilapisi tepung roti (gandum) dengan siraman saus tomat dan keju mozzarella, serta parmesan atau provolone. Chicken Parmigia modern yang dikenal saat ini biasanya disajikan bersama french fries (stik kentang goreng) dan sayuran.

“Kami menyediakan menu itu karena sudah populer, tidak hanya di negara asalnya (Italia-Amerika), tetapi juga di Indonesia. Boleh dikata, menu ini dapat ditemukan dalam menu western yang disajikan restoran dan kafe hotel besar nasional,” terang Public Relation and Representative Admin Waroenk Resto and Cafe, Merlin Sinlae dalam keterangan resminya di Waroenk, Jalan WJ Lalamentik, Oebufu, Kupang, Selasa (23/10/2018).

Ia menambahkan, pihaknya sudah meluncurkan Chicken Parmigia bersamaan pembukaan Waroenk pada 8 Juli 2017 lalu. Peluncuran menu perpaduan dari Negeri Spageti dan Paman Sam itu mendapat animo yang cukup baik dari pelanggan.

“Ini terbukti dari banyaknya order (pesanan) Chicken Parmigia dalam daftar permintaan pelanggan selama ini. Secara umum, steik berbahan ayam di Waroenk disukai konsumen karena bertekstur lembut dan tidak alot. Apalagi, penyajian menu-menu Italia khususnya dan Eropa umumnya yang dilakukan manajemen boleh dibilang, kamilah pertama di Kota Kupang,” kata Merlin.

Lantaran mendapat apresiasi yang bagus dari penikmat kuliner di Kota Sasando, sebut wanita penyuka musik ini, manajemen pun meluncurkan menu-menu steik berbahan ayam maupun daging lainnya seperti Chicken Mozza yang dibanderol Rp 64.500, Chicken Smokey Rp 53.500, Beef Schnitzel Rp 64.500, dan Minced Burger Steak Rp 48.500 di Waroenk Podjok, GF Transmart Kupang yang merupakan cabang dari Waroenk.

Chicken Parmigia Waroenk sendiri dibanderol cukup terjangkau Rp 37 ribu. “Sangat terjangkau untuk versi steik. Manajemen ingin semua kalangan dapat menikmati menu Eropa (western) ini, sehingga membanderolnya dengan low price,” imbuh Merlin.

Sekadar diketahui, di AS dan Kanada, Chicken Parmigia sering disajikan sebagai hidangan utama. Sering, dihidangkan pada sisi atau di atas pasta.

Tidak kurang, beberapa restoran di sana mengkreasikan menu ini secara inovatif, dengan memadukannya dengan burger. Hal itu dilakukan pengusaha kuliner asal Italia yang berimigrasi ke AS pada 1906.

Para imigran Italia mulai memanfaatkan pasar daging AS yang terjangkau, memasukkan “ayam” ke burger yang biasanya diisi beef (daging). Masifnya perkembangan menu ini turut mendongkrak pasar kuliner di sana, terlebih ketika resep untuk Chicken Parmigia diterbitkan di koran The New York Times pada 1962.

Sementara itu, hidangan ini secara teratur disajikan sebagai makanan utama di seluruh Australia. Menu tersebut bahkan dianggap sebagai makanan “wajib” dalam setiap keberadaan restoran maupun kafe.

Di Australia, Chicken Parmigia umumnya disajikan dengan keripik (biasanya stik kentang goreng) dan salad, meskipun ada beberapa kontradiksi terkait tata letak bahan tambahan tersebut, apakah harus disajikan di bawah atau di samping ayam.

Tak membutuhkan waktu lama, popularitas menu yang tergolong modern di zamannya ini berkontribusi atas banyaknya restoran khusus Chicken Parmigia, khususnya di Kota Melbourne.

Comment