Destinasi Wisata Halal Sulsel Berpotensi Tingkatkan Perekonomian Masyarakat

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Sulawesi Selatan mulai berbenah diri untuk menjadi destinasi wisata halal. Provinsi ini dihuni oleh penduduk beragama Islam sehingga pemerintah setempat sedang menggalakkan konsep wisata halal di sana. Sulawesi Selatan berpotensi besar untuk mengunggulkan wisata halal karena provinsi ini memiliki kekayaan alam yang beragam.

Selain itu, provinsi ini juga dapat memajukan wisata halal karena terdapat destinasi wisata sejarah Islam Makassar seperti pekuburan tokoh Islam di Sulawesi Selatan yang ada di Makassar, seperti Syeck Yusuf, Dato Ditiro, dan Dato Ribandang sehingga membuat Makassar semakin cocok untuk menjadi kota Halal. Pekuburan tokoh Islam sangat dirawat baik di Makasar.

Untuk membumikan industri wisata halal di Kota Makassar harus dilakukan penanganan yang serius. Pembuatan Perda sangat tepat dalam menggenjot wisata halal di Makassar. Pemerintah setempat juga telah melakukan sosialisasi dengan para pelaku industri pariwisata di Toraja untuk mengubah stigma tidak halal yang telah melekat pada pariwisata Toraja. Kita bisa melihat bagaimana Bali yang mayoritas penduduknya nonmuslim tetapi kelompok masyarakat muslim tidak mengalami kesulitan untuk mendapat makanan halal ketika berkunjung ke sana.

Wisata Halal seharusnya tidak dimaknai secara sempit yakni wisata yang diperuntukkan hanya untuk wisatawan muslim. Wisata halal secara luas adalah bagaimana menyajikan makanan sesuai dengan standar-standar kesehatan tertentu tanpa mengandung hal-hal haram menurut Islam seperti babi dan alkohol serta fasilitas lainnya terutama yang berkaitan dengan ibadah.

Toraja memiliki daya tarik yang besar dengan pemandangan alam dan kekayaan kebudayaan yang unik. Untuk meningkatkan daya saing maka image Toraja yang identik dengan hal-hal yang tidak halal menurut Islam harus diubah agar para wisatawan muslim tidak ragu untuk berkunjung ke tempat itu. 

Pergerakan wisatawan muslim di Indonesia tentu saja sangat tinggi karena Islam merupakan agama mayoritas. Untuk Wisatawan nusantara tahun 2019 telah melakukan 255 juta perjalanan dan menghabiskan pengeluaran total Rp 203.61 Triliun. Wisata halal senantiasa mengalami kenaikan 100 persen pada setiap tahunnya diprediksikan menjadi generator yang memperbesar pendapatan daerah dan masyarakat setempat pada tahun 2020.

Wisata halal ini merupakan terobosan dari segmentasi pariwisata yang prospeknya sangat menjanjikan. Indonesia mendapat peringkat ke 30 di dunia dengan pemeluk agama Islam terbanyak yaitu 87,18 persen.

Kebersihan dan ketersediaan sarana dan prasarana yang menjunjung destinasi wisata halal sangat penting untuk diperhatikan dan dibenahi oleh daerah. Pemerintah setempat melakukan promosi dan pemasaran yang harus didukung oleh masyarakat terutama para pelaku industri wisata. Beberapa penyedia jasa akomodasi telah memenuhi syarat untuk menjadi penyedia jasa wisata halal di Makasar yaitu Hotel Grandtower, Hotel Pesona, dan Hotel Aston.

Ada juga Gardi tour dari travel fair dan satu-satunya restoran yaitu Poepsa. Makassar sebagai Kota Destinasi Pariwisata Halal dengan konsep baru yang akan melayani liburan dengan menyesuaikan gaya liburan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan Traveller Muslim. Sulawesi Selatan utamanya di Makassar sudah memiliki potensi halal tourism, namun masih berupa ziarah ke makam dan wisata religi yang biasanya terletak di kawasan yang belum dijadikan sebagai tujuan wisata.

Di kawasan lokasi wisata religi itu juga jarang dijumpai fasilitas penunjang wisata seperti hotel syariah, restoran syariah, dan tempat rekreasi lainnya. Seharusnya hal ini menjadi faktor yang patut dikembangkan. Berbeda dengan beberapa negara maju lainnya seperti Australia, Hongkong, dan Jepang yang telah mengembangkan pariwisata syariah dengan serius dalam bisnis jasa, perhotelan dan restoran.

Pengembang tidak semuanya muslim sehingga bisnis syariah ini sebenarnya bisa menjadi alat untuk memakmurkan masyarakat yang muslim dan nonmuslim di lokasi wisata.

Untuk menjadi wisata halal dan tempat wisata religi, Sulawesi Selatan tentunya bisa mencontoh Bali yang memanfaatkan tempat wisata religi sekaligus ditunjang dengan fasilitas hotel syariah, restoran halal dan tempat ibadah yang memadai.

Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPW Bank Indonesia Sulawesi Selatan Endang Kurnia Saputra mengatakan pengembangan industri atau produk halal di Sulsel sangat besar. Sulsel dapat mengembangkan wisata halal dengan dua ikon wisata yang sudah terkenal hingga mancanegara yakni Pantai Bira di Bulukumba dan Tana Toraja dengan wisata alam dan budayanya.

“Belum lagi potensi lainnya, misalnya produk pangan, kosmetik halal, keuangan syariah, media dan rekreasi serta makanan halal. Terlebih lagi, Makassar terkenal sebagai surga wisata kuliner”, Tuturnya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel Anggiat Sinaga membenarkan hal itu. Dia mengungkapkan tingkat okupansi hunian hotel di Makassar yang turun hingga 20 persen belakangan ini, dapat dibangkitkan kembali. Caranya, menghadirkan hotel syariah untuk mendukung wisata halal.

Bercermin dengan negara tetangga, lanjut dia, Thailand dan Filipina yang penduduknya minoritas muslim ternyata dapat meningkatkan ekonominya 20 – 30 persen dengan menghadirkan wisata halal di negaranya.

“Kami mendorong perkembangan ekonomi syariah di Sulsel tak hanya itu, kami juga mendorong ekonomi syariah di seluruh Indonesia agar menjadi primadona di nusantara ini,” ujarnya.(Komang Ayu)

Comment