Lanjutkan Strategi 4K, BI Perkirakan Laju Inflasi Bisa Lebih Rendah

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan II 2020 melanjutkan deselerasi, tercatat tumbuh -3,9% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,1% (yoy). Penyebaran pandemi COVID-19 merupakan faktor utama yang menyebabkan kontraksi pertumbuhan.

Pelaksanaan PSBB dan penutupan penerbangan sebagai upaya menekan laju penyebaran pandemi menurunkan aktivitas konsumsi domestik serta berdampak pada pendapatan yang lebih terbatas, sejalan dengan unpaid leave dan PHK. Konsumsi pemerintah menurun akibat terbatasnya ruang belanja sejalan dengan eksekusi belanja yang belum optimal. Investor yang cenderung wait and see menahan kinerja Investasi.

Perlambatan yang lebih dalam tertahan oleh kinerja ekspor luar negeri sejalan dengan LU pertambangan yang tumbuh meningkat.

“Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III 2020 diperkirakan tumbuh meningkat. Perkiraan peningkatan konsumsi sejalan dengan dibukanya pusat perbelanjaan, toko ritel, dan destinasi wisata diperkirakan meningkatkan kinerja LU perdagangan dan akmamin. Kondisi tersebut juga menciptakan multiplier effect pada LU industri pengolahan.” Ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Bambang Kusmiarso.

Sementara itu, Laju inflasi Sulawesi Selatan pada triwulan II tahun 2020 tercatat sebesar 2,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi pada triwulan I 2020 sebesar 2,5% (yoy).

Penurunan tekanan inflasi, selain didorong oleh tersedianya pasokan bahan pangan, juga merupakan dampak dari menurunnya permintaan masyarakat di tengah pandemi. Pada triwulan III 2020, inflasi diperkirakan akan kembali meningkat, namun masih dalam interval sasaran Bank Indonesia 3±1%. Tekanan inflasi diperkirakan berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang terdampak oleh musim kemarau.

Permintaan masyarakat yang mulai meningkat pasca adaptasi kebiasaan baru juga diperkiraan akan memberikan tekanan kenaikan harga.

Untuk mengantisipasinya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Selatan terus memperkuat koordinasi secara intensif dalam rangka melanjutkan strategi 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif) serta peningkatan kapasitas produksi strategis melalui daerah penyangga utama dan menjaga kelancaran distribusi.

“Laju inflasi untuk keseluruhan tahun 2020 diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya, utamanya dipengaruhi penyebaran pandemi COVID-19.” Katanya

Tekanan inflasi inti yang meningkat dipengaruhi oleh tren kenaikan harga emas dunia akibat meningkatnya ketidakpastian.
Sementara itu, meningkatnya tekanan komoditas administered prices berasal dari peningkatan harga tiket pesawat pasca PSBB. Adapun inflasi/harga komoditas pangan bergejolak meningkat sejalan dengan sempat terbatasnya ketersediaan gula dan bawang putih serta pola tahunan kenaikan bahan pangan menjelang momen HBKN dan libur panjang.(Komang Ayu)

Comment