Tahun 2021, BI Optimis Perbaikan Ekonomi Tumbuh Positif

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan (Sulsel) optimis tren perbaikan ekonomi bakal terus berlanjut dan tumbuh positif tahun ini. Angka kasus positif Covid-19, vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan yang disiplin bakal menjadi game changer.

Hal itu dipaparkan oleh Kepala Perwakilan BI Sulsel, Budi Hanoto saat press conference yang berlangsung di Hotel The Rinra Makassar, kemarin. Menurut Budi, meski angka pertumbuhan ekonomi Sulsel belum bisa diproyeksi, tapi pertumbuhannya diprediksi akan lebih baik. Apalagi Sulsel selalu berada di atas rata-rata nasional, sedangkan proyeksi pertumbuhan nasional berada dikisaran 4,8 sampai 5,8 persen.

“Sulsel itu sangat memiliki potensi yang besar karena secara pertumbuhan diatas nasional. Memang masih negatif, tapi kalau dibandingkan nasional tetap baik,” kata Budi Hanoto.

Lebih jauh, dia menjelaskan sejumlah faktor yang akan mendorong pemulihan ekonomi di tiga bulan pertama tahun 2021 diantaranya, upaya percepatan realisasi belanja pemerintah daerah, berlanjutnya stimulus PEN, peningkatan konsumsi seiring pemulihan ekonomi, serta perkembangan vakasinasi.

Meski demikian, tidak bisa dipungkiri, triwulan I 2021 ini juga masih memiliki sejumlah risiko yang bisa memperlambat perekonomian, seperti angka kasus positif Covid-19 yang masih terus mengalami peningkatan, kenaikan gaji ASN yang tidak setinggi tahun 2020 lalu, dan perbaikan daya beli masyarakat yang membutuhkan waktu lebih lama.

“Masih ada risiko utamanya Covid-19, karena belakangan ini kasus meningkat,” kata Budi Hanoto.

Untuk proyeksi tahunan, Budi melanjutkan, faktor yang akan menopang percepatan pemulihan ekonomi diantaranya pembangunan infrastruktur di Sulsel yang terus dipacu, baik itu pembangunan bandara, pelabuhan kontainer, twin tower, tol maminasata, dan proyek kereta api.

Selain itu, perbaikan dan ekspektasi pelaku usaha berpotensi mendorong kinerja investasi serta perbaikan ekonomi negara mitra akan mendorong peningkatan ekspor serta kenaikan harga komoditas.

Meski banyak faktor yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, terdapat pula faktor yang berpotensi memperlambat. Diantaranya kenaikan gaji ASN yang tidak setinggi tahun 2020, pemulihan konsumsi awal tahun masih akan terbatas seiring pembatasan operasional usaha, program vaksinasi yang cenderung lambat, serta ketidakdisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan.

Jika dilihat dari lapangan usaha yang bisa menopang produk domestik regional bruto (PDRB) Sulsel, sektor informasi dan komunikasi masih akan menjadi andalan, konstruksi, kesehatan, serta pertanian yang akan kembali bergeliat. Sedangkan dari sisi pengeluaran, PDRB Sulsel masih akan ditopang oleh ekspor dan investasi yang masuk ke Sulsel.(Komang Ayu)

Comment