Agar Berkembang, Imbangi Kemampuan Digital Dengan Penguatan Jaringan Sosial

MEDIAWARTA.COM, DONGGALA – Rangkaian Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber Kreasi bersama Dyandra Promosindo kembali menggelar kegiatan diskusi virtual pada Selasa, 22 Juni 2021. Kolaborasi ketiga lembaga tersebut dikhususkan pada penyelenggaraan Literasi Digital di wilayah Sulawesi. 

Dalam webinar yang digelar di Donggala, Sulawesi Tengah mengambil tema “Aman dan Nyaman Bermedia Sosial”. Hadir sejumlah pembicara masing-masing yaitu Ica Wulandari selaku Dosen dan Pendiri Pojok Sosial Ekologi, Iwan Lapasere selaku Jurnalis, Yoel Lape selaku Relawan TIK Sulawesi Tengah, serta Fikri Riski Gunawan selaku Digital Enthusiast. Sedangkan yang bertindak sebagai moderator seminar digital ini yaitu Nina Izwan. Kegiatan yang dihadiri oleh empat narasumber ini diikuti oleh  383 peserta.

Ica Wulansari tampil sebagai pembicara pertama dengan paparan materi keterampilan digital atau digital skill bertajuk “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Menurut dia, keterampilan digital begitu penting dimiliki masyarakat di masa sekarang, sebab dapat menunjang peningkatan karir professional. Bahkan, Komisi Uni Eropa telah mencatat bahwa 82% pekerjaan sangat membutuhkan keahlian di bidang digital. 

Namun yang perlu diingat, pekerjaan berbasis digital baru akan produktif dan efektif apabila ditunjang dengan kolaborasi antara kemampuan pribadi dan teknologi maupun dengan jaringan sosial. “Teknologi yang berkembang tidak dapat menyingkirkan sifat-sifat sosial kita sebagai manusia. Sehingga, tetap perlu pembangunan keahlian diri, memperluas pengaruh, serta memperkuat relasi,” kata Ica.  

Materi kedua disampaikan oleh Fikri Riski Gunawan dengan paparan etika digital atau digital ethic bertema “Bebas namun Terbatas di Media Sosial”. Menurut dia, sejumlah etika dasar yang harus diterapkan dalam berinteraksi secara digital antara lain, menggunakan bahasa yang sopan, serta menghindari penyebaran SARA, pornografi, dan aksi kekerasan. “Kemudian, pengguna media sosial juga harus dapat membatasi diri untuk tidak membagikan data yang sifatnya pribadi seperti identitas KTP,” jelasnya. 

Selanjutnya, webinar di Donggala episode kedua ini juga menampilkan Iwan Lapasere sebagai pembicara ketiga. Salah satu pewarta senior asal Sulawesi Tengah ini memaparkan tentang kultur digital atau digital culture dengan tema “Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital”. Iwan menjelaskan, fenomena maraknya media sosial di daerah terkadang memicu panasnya hubungan antar masyarakat yang dekat. 

Hal tersebut terjadi lantaran keluhan atau kritikan lebih sering dilontarkan lewat media sosial ketimbang bertemu secara langsung.  Kemudian, kejadian ini akan jadi persoalan apabila kritikan tersebut bersifat tuduhan yang berpotensi masuk pencemaran nama baik. “Karenanya perlu pendidikan etika dalam berinternet, kita harus belajar memberikan komentar yang lebih baik, menghargai orang lain. Perlu lagi digalakkan budaya saling mengingatkan agar menjaga sopan santun di internet,” kata Iwan. 

Pemateri keempat yang tampil yakni Yoel Lape yang memaparkan tentang keamanan digital atau digital safety dengan tema “Kenali dan Pahami Rekam Jejak di Era Digital”. Terdapat lima cara yang dikampanyekan Komunitas Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) agar tetap aman selama berinteraksi di dunia online. Yakni, menghindari unggahan yang bersifat data pribadi, bijak dalam memilih kata sandi atau password, biasakan keluar atau log off setelah berinteraksi secara online, berhati-hati atau waspada dengan kenalan baru di dunia digital, serta selalu patuhi batasan umur penggunaan internet. 

Yoel menambahkan, agar tetap positif dalam menggunakan internet, warganet atau netizen juga perlu hati-hati dengan kehadiran berita bohong atau hoaks. “Jangan mudah menyebarkan informasi tak jelas, kebencian dan bullying. Masyarakat juga jangan takut jika merasa menjadi korban atau menemukan konten negatif untuk membuat laporan,” tutur Yoel. 

Peserta seminar digital di Donggala kali ini cukup antusias mengikuti acara ini hingga selesai. Sejumlah pertanyaan muncul, di antaranya dari M Ridhopay Hasan yang bertanya kiat untuk menyeimbangkan perbedaan informasi yang diperoleh dari Berbagai sumber. Panitia seminar virtual kali ini menyediakan 10 voucher dengan nilai masing-masing Rp 100.000 yang akan diberikan kepada 10 penanya terbaik. 

Comment