Aman Bermedia Sosial, Tinggalkan Jejak Dengan Bijak

MEDIAWARTA.COM, BOLAANG MANGONDOW – Rangkaian Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber Kreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 16 Juni 2021. Kolaborasi ketiga Lembaga ini, khusus pada penyelenggaraan Literasi Digital pada wilayah Sulawesi. Memasuki pekan kedua, kegiatan webinar diselenggarakan di Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara, 16 Juni 2021 dan menghadirkan sejumlah narasumber di antaranya, Ersandi Paputungan dari Komunitas Teras Literasi, Linda Setiawati selaku aktivis perempuan, Neno Karlina selaku jurnalis zonautara.com, serta Fathul Qorib selaku dosen Prodi Ilmu Komunikasi UNITRI Malang sekaligus Sekretaris Wilayah MAFINDO Malang. Pada episode kali ini diikuti oleh 665 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 peserta.

Kegiatan diawali dengan menampilkan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri, jadi saat jaringan internet sudah tersedia harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” jelas Joko Widodo. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan memperkenalkan narasumber oleh moderator kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Dalam webinar kali ini, Ersandi Paputungan menyampaikan materi “Digital Skill: Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Menurut Ersandi, internet memiliki dua sisi mata pisau, yaitu mencerahkan dan merugikan. “Literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk, dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer,” katanya mengutip Paul Gilster (1997).

Ersandi mengutarakan hal-hal penting dalam bermedia sosial. Hal pertama yang perlu digaris bawahi adalah proteksi dan keamanan terkait perlindungan data, keamanan jaringan, konektivitas, dan privasi. Dalam paparannya, Ersandi juga menyebut hak individu seperti kebebasan berekspresi, kekayaan intelektual, dan aktivitas sosial dan yang terakhir adalah pemberdayaan terkait jurnalisme warga, kewirausahaan, dan etika dalam berbagi informasi. 

Dalam kesempatan yang sama, Linda Setiawati memaparkan materi “Digital Ethics: Etika dalam Bermedia Sosial”. Linda menyampaikan, media sosial memiliki sejumlah peran dan fungsi, yaitu sebagai media informasi, media pendidikan, media penyebar gagasan, serta hiburan. Namun demikian, pengguna dituntut untuk selalu menjaga etika ketika bermedia sosial. 

Linda mengungkapkan, ada beberapa hal yang harus dipikirkan sebelum mengirim konten di media sosial, seperti menjaga privasi, tidak menyebar hoaks dan konten negatif, serta menghargai hak cipta karya orang lain. “Mengumbar informasi pribadi bisa beresiko peretasan, pencurian identitas, penipuan, teror, dan perundungan,” ujarnya. 

Sementara itu, Neno Karlina selaku jurnalis zonautara.com membagikan materi “Digital Culture: Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital”. Neno menyampaikan bahwa bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia karena merupakan alat komunikasi utama. “Sebagai alat komunikasi, bahasa meliputi kata, kumpulan kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan secara lisan maupun tulisan,” terangnya.

Neno menambahkan, dalam berbahasa yang baik dan benar di dunia digital, kita perlu memahami target komunikan, menjaga emosi, tidak menghakimi orang lain, serta menggunakan bahasa yang baik. “Teliti sebelum berbagi. Itu juga tidak kalah penting,” imbuhnya lagi. 

Narasumber terakhir adalah Fathul Qorib yang berbagi materi tentang “Digital Safety: Abadi di Dunia Maya, Pengamanan Diri Era Digital”.  Menurut Fathul, segala aktivitas di dunia digital akan meninggalkan jejak digital. Ragam jejak digital tersebut seperti riwayat pencarian dalam mesin pencari dan laman yang kita kunjungi; percakapan, gambar, dan video yang diunggah ke internet; lokasi yang dikunjungi kala GPS terkoneksi internet; serta riwayat belanja daring. 

Fathul juga menegaskan, untuk mengelola rekam jejak yang baik, pengguna internet perlu berpikir kritis, tidak mengunggah data privasi, mengevaluasi lingkaran media sosial, dan hanya membagikan hal-hal yang positif. 

Setelah pemaparan materi oleh keempat narasumber, kegiatan Literasi Digital dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang diarahkan oleh moderator. Terlihat antusiasme dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber berkaitan dengan tema dan materi yang telah disampaikan. Sepuluh peserta beruntung, mendapatkan uang elektronik masing-masing sebesar Rp 100.000.

Kegiatan Literasi Digital mendapatkan apresiasi dan dukungan dari semua pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta webinar. Kegiatan Literasi Digital ini disambut positif oleh masyarakat khususnya Sulawesi.

Kegiatan Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan  materi yang informatif yang pastinya disampaikan oleh para narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

Comment