Cerdas Bermedia Sosial Hindari Sampah Digital

MEDIAWARTA.COM, KEP. TALAUD – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 30 Juni 2021 di Kep. Talaud, Sulawesi Utara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial”. Kegiatan kali ini diikuti oleh 807 peserta dari berbagai kalangan.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari dosen Prodi Ilmu Komunikasi UNTAD, Ilyas Lampe; penulis/pegiat literasi, Kang Maman; pendiri Tentangpuan.com, Neno Karlina; dan penulis/editor, Finneke Wolajan. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Shinta Ardan selaku jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pemateri pertama adalah Ilyas Lampe yang membawakan materi dengan tema “Digital Skill: Positif, Kreatif dan Aman di Internet”. Menurut dia, keterampilan menggunakan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) menjadi penting untuk meraih manfaat positif dari transformasi digital. “Jangan sampai kemajuan ini bisa mendekatkan yang jauh, tetapi justru menjauhkan yang dekat”, paparnya.

Berikutnya, Kang Maman menyampaikan materi berjudul “Digital Ethics: Sampah Dunia Digital”. Ia mengatakan, seperti halnya dunia nyata, dunia maya juga punya norma etika. “Tanpa etika, sampah-sampah di dunia maya hanya akan membuat resah, gundah, gelisah, dan sumpah serapah,” ungkapnya.

Sebagai pemateri ketiga, Neno Karlina membawakan tema tentang “Digital Culture: Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital”. Menurut dia, penggunaan bahasa yang selaras dengan nilai sosial masyarakat dan sesuai dengan kaidah akan menghindarkan kita dari kesalahpahaman serta konflik.

Adapun Finneke, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital dengan judul “Rekam Jejak di Era Digital: Mengenal, Pahami, dan Cara Mengatasi”. Ia mengungkapkan, jejak digital pasif maupun aktif bisa berpotensi negatif jika tidak dikelola dengan baik. “Dampaknya luas, mulai dari pertimbangan perusahaan dalam perekrutan karyawan, pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, sampai pencurian identitas,” katanya.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu pertanyaan menarik yang dikemukakan peserta adalah bagaimana membedakan akun media sosial asli dan palsu. Narasumber menjelaskan bahwa secara sederhana kita dapat melihat dari tampilan profil dan informasi di dalamnya yang tidak mengandung hal-hal mencurigakan. Lebih jauh lagi, kita bisa menelusuri latar belakang hingga jejak digital yang terekam mengenai akun tersebut.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Dalam acara virtual tersebut, panitia menyediakan uang elektronik senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Comment