Dompet Digital Dan Perubahan Perilaku Belanja Masyarakat

MEDIAWARTA.COM, KONAWE SELATAN – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 25 Juni 2021 di Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Bagaimana Berbelanja Online dengan Dompet Digital”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari peneliti CIDE INDEF Nur Komaria, pemengaruh Andi Bau Senja Marlia Bellina, pemilik Glenz Indonesia Indah Fitriyani Abdullah, dan Relawan TIK Sulawesi Tenggara Dwi Fiqie Zulkifli. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Febrina Stevani selaku konsultan komunikasi. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang. Pada kegiatan kali ini peserta yang mengikuti webinar sebanyak 799 peserta yang berasal dari berbagai kalangan profesi maupun usia.

Pemateri pertama adalah Nur Komaria yang membawakan tema “Cara Menggunakan Dompet Digital dalam Transaksi Elektronik”. Menurut dia, pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku konsumen yang awalnya luring menjadi daring. Bersamaan dengan itu, penggunaan dompet digital meningkat, salah satunya ketika berbelanja di lokapasar. “Covid-19 berdampak besar terhadap berkembangnya ekosistem transaksi elektronik,” katanya.

Berikutnya, Andi Bau Senja Marlia Beltina, menyampaikan materi berjudul “Memahami Aturan Bertransaksi di Dunia Digital”. Dalam presentasinya, Senja memaparkan panduan dasar penggunaan, etika berinteraksi, dan etiket di media sosial. “Beberapa tips sederhana menggunakan media sosial, di antaranya gunakan sesuai kebutuhan atau minat, batasi penggunaan, dan hanya gunakan waktu luang untuk bermedia sosial,” sarannya.

Sebagai pemateri ketiga, Indah Fitriyani Abdullah, membawakan tema tentang “Pilih Mana: Nabung atau Belanja Online?”. Dia berpandangan, ada perbedaan antara gemar berbelanja dengan perilaku menyimpang Buying Shopping Disorder (BSD). Perilaku BSD ditandai dengan kenikmatan tersendiri setelah membeli barang-barang yang diinginkan di luar batas kemampuan. “Agar terhindar dari BSD, kita bisa mengikuti rumus Elizabeth Warren 20-30-50, di mana 20% untuk investasi, 30% untuk kebutuhan gaya hidup, dan 50% untuk kebutuhan sehari-hari serta membayar cicilan,” urainya.

Adapun Dwi Fiqie Zulkifli sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Main Aman saat Belanja Online”. Ia memberi tips cara berbelanja yang nyaman dan aman, misalnya tidak terburu-buru memutuskan transaksi, mengecek harga, ketersediaan barang, membaca ulasan akan kualitas barang dari pembeli sebelumnya, serta menyimpan bukti pengiriman. “Jadilah konsumen cerdas,” pesan Dwi Fiqie.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusiame dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

Comment