Kelola Jejak Digital, Bangun Citra Diri yang Positif

MEDIAWARTA.COM, MAMUJU TENGAH – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 29 Juni 2021 di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial”. Kegiatan kali ini dihadiri oleh 617 peserta dari berbagai kalangan usia dan profesi. 

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari dosen FISIP Universitas Sulawesi Barat Mu’min, pemengaruh Halifa Intania, penulis sekaligus peneliti Indekstat dan Pandawa Research Rahmad Nasir, serta dosen FISIP UNDANA Sri Chatun. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Muh. Ansari dari Mafindo. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pemateri pertama adalah Mu’min yang membawakan materi dengan tema “Digital Skills: Positive, Creative & Safety in Internet Use”. Dalam pandangannya, perkembangan digital yang pesat saat ini membuat kita mengalami ‘info-besitas’ atau konsumsi informasi yang berlebihan. “Perlu kecakapan digital agar kita tidak mengalami kesulitan menyaring informasi valid, memahami isu, menentukan prioritas, dan mengambil keputusan,” tegasnya.

Berikutnya, Halifa menyampaikan materi berjudul “Digital Ethics: Bebas namun Terbatas, Berekspresi di Media Sosial”. Ia mengatakan, manajemen waktu perlu kita terapkan untuk mengontrol ekspresi kebebasan kita di media sosial. “Dalam mengirim unggahan atau konten, sebaiknya kita sesuaikan dengan hobi/ketertarikan, sesuatu yang berkualitas, dan bukan informasi pribadi yang sensitif,” pesan Halifa.  

Pemateri ketiga, Rahmad Nasir, membawakan tema tentang “Digital Culture: Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital”. Kata dia, warganet berasal dari beragam kalangan dengan berbagai macam latar belakang. “Penggunaan bahasa dan pemilihan kata/kalimat yang tepat bisa menghindari kesalahpahaman akibat perbedaan budaya,” terangnya. 

Adapun Sri Chatun, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Digital Safety: Aman Bermedia Digital”. Ia mengatakan, aktivitas keseharian kita di internet akan meninggalkan jejak digital yang berbahaya jika dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab. “Penting bagi kita untuk mengelola jejak digital dengan kata sandi yang kuat, hindari penyebaran informasi pribadi dan sensitif, serta gunakan layanan pelindung data pada gawai,” urai Sri.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Antusiame para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber dihargai panitia dengan memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Salah satu pertanyaan menarik dari peserta adalah mengenai  masalah ketimpangan infrastruktur digital. Narasumber menjelaskan bahwa ketimpangan infrastruktur memang terjadi antara daerah pusat populasi (Jawa) dengan luar Jawa, juga perkotaan dengan pedesaan. Pemerintah, utamanya, bertanggung jawab melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur digital tersebut.

Comment