Kenali Berita Hoaks Yang Berdampak Negatif Dan Membuat Resah Masyarakat

MEDIAWARTA.COM, SIDRAP – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 24 Juni 2021 di Sidrap, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Mengenal dan Menangkal Hoax”. Kegiatan ini diikuti oleh 679 peserta dari berbagai kalangan.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Shinta Desiyana F selaku dosen Ilmu Komunikasi dan edukator Redaxi, Imran Rosadi selaku Chief of Indtanusantara Indonesia, Ryan Darmawan selaku penggiat antihoaks, serta Iksan Bangsawan selaku pendiri sekaligus CEO Skena Wahana Kreatif. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Hesty Imaniar selaku jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pembicara pertama, Shinta Desiyana, mengusung tema “Informasi Digital, Identitas Digital, dan Jejak Digital dalam Media Sosial”. Dalam pandangannya, informasi digital merupakan data-data yang dimasukkan di dalam aplikasi, kemudian ditransformasikan untuk dimanipulasi dalam sistem komputer. Selanjutnya, data tersebut ditampilkan dalam jaringan internet. Sementara itu, identitas digital merupakan data seseorang yang mencakup informasi nama, umur, golongan darah, sekolah, ataupun alamat. Identitas personal tersebut akan membuat lingkaran identitas yang berfungsi untuk mengenali semua kesamaan dan kedekatan data tersebut. Pada akhirnya, identitas sosial dapat mudah dikenali. “Oleh sebab itu, hati-hati dapat memberikan informasi data pribadi di dunia digital karena rawan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” pesan Shinta. 

Selanjutnya, narasumber Iksan Bangsawan turut memaparkan materi tentang “Sudah Tahukah Kamu Dampak Penyebaran Berita Hoaks”. Iksan mengungkapkan, salah satu tujuan penyebaran hoaks adalah membuat masyarakat merasa tidak nyaman, tidak aman, dan kebingungan. Sejumlah dampak negatif akan penyebaran berita hoaks, di antaranya membuat kepanikan di masyarakat, menimbulkan perpecahan, mengancam kesehatan fisik dan mental, serta mengakibatkan kerugian materi. “Hati-hati dengan judul informasi yang provokatif serta berasal dari sumber tidak jelas,” ujarnya.

Pemateri ketiga, Imran Rosadi, mengusung tema “Mengenal Lebih Jauh Cara Menyuarakan Pendapat di Dunia Digital”. Ia memaparkan bahwa kebebasan berekspresi serta mencari informasi merupakan hak semua warga negara yang telah dijamin oleh perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Tingginya pengguna media sosial di Indonesia menjadi tantangan tersendiri untuk menyaring derasnya informasi, khususnya terkait berita bohong, ujaran kebencian, ataupun konten negatif lainnya. “Hal ini didukung oleh pola komunikasi masyarakat Indonesia di dalam media sosial yaitu 10 to 90. Artinya, hanya 10% orang memproduksi informasi, 90% sisanya cenderung lebih suka mendistribusikannya,” terang Imran. 

Narasumber yang terakhir tampil yaitu Ryan Darmawan, memberikan materi bertajuk “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”.  Menurut Ryan, yang paling mendasar dalam penggunaan internet adalah rasa tanggung jawab dari warganet, baik ketika mengakses maupun mengunggah pendapatnya. “Hal-hal yang harus dihindari dalam aktivitas media sosial agar bisa tetap berinternet secara sehat, misalnya perundungan siber, konten pornografi, dan kekerasan,” katanya. 

Peserta seminar digital di Sidrap ini cukup antusias mengikuti acara ini hingga selesai. Setelah pemaparan dari empat narasumber, sejumlah peserta diberikan kesempatan bertanya. Panitia seminar virtual menyediakan 10 voucher dengan nilai masing-masing Rp 100.000 yang akan diberikan kepada 10 penanya terbaik. 

Comment