Konten Positif untuk Dakwah Digital

MEDIAWARTA.COM, TORAJA UTARA – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 25 Juni 2021 di Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Dakwah yang Ramah di Internet”.

Program kali ini menghadirkan 298 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari praktisi digital Dedi Triawan, pemengaruh Akbar Datau, peneliti sekaligus dosen UIN Alauddin Makassar Alim Syariati, dan Presidium Hoax Crisis Centre (HCC) Borneo Reinardo Sinaga. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Desmona Chandra selaku penyiar TV. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pemateri pertama adalah Dedi Triawan yang membawakan tema “Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif bagi Pemuka Agama”. Menurut dia, konten-konten inspiratif, edukatif, informatif, dan menghibur merupakan konten positif yang mudah diterima dan bermanfaat bagi masyarakat. “Para pemuka agama bisa memanfaatkan internet untuk berkreasi menyebarkan dakwah,” ujarnya. 

Berikutnya, Akbar Datau menyampaikan materi berjudul “Bijak di Kolom Komentar”. Ia mengatakan bahwa perkembangan komunikasi, keberagaman budaya, kematangan emosional, dan perbedaan pendapat melatarbelakangi pentingnya penerapan etika digital. Menerapkan etika digital dapat menghindarkan kita dari ujaran kebencian, perundungan digital, dan perilaku negatif lain yang berdampak pada jerat sanksi UU ITE. “Jadikan media sosial sebagai alat, bukan pengontrol dan jadikan diri kita sebagai pengontrol, bukan alat”, tegasnya.

Sebagai pemateri ketiga, Alim Syariati, mengusung tema tentang “Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital”. Dalam pandangannya, manusia memiliki kapasitas untuk menyaring hal-hal negatif dari luar agar tidak mempengaruhi keputusan dalam bertindak atau beraktivitas di dunia digital. “Berdakwah pun demikian. Literasi digital diperlukan untuk meningkatkan kemampuan kita dalam menyaring derasnya informasi dari dunia maya,” imbuhnya.

Reinardo Sinaga, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Ia mengingatkan bahwa jejak digital itu abadi, tidak ada satupun alat yang secara pasti melindungi seseorang dari serangan digital. Karenanya, Reinardo berpesan agar pengguna internet memperkuat kata sandi, menggunakan verifikasi dua langkah, dan selalu mengontrol diri. “Pikir dahulu sebelum bertindak, jangan sampai otak kalah oleh jempol kita”, katanya.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusiame dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

Comment