Transaksi Digital Bukan Lagi Pilihan, Pahami Aturan Dan Cara Menggunakannya

MEDIAWARTA.COM, MUNA BARAT – Rangkaian Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber Kreasi bersama Dyandra Promosindo kembali menggelar kegiatan diskusi virtual pada Senin, 21 Juni 2021. Kolaborasi ketiga lembaga tersebut dikhususkan pada penyelenggaraan Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Pada kegiatan di Kota Muna Barat ini dihadiri oleh 247 peserta dari berbagai profesi dan usia. 

Dalam webinar yang digelar di Muna Barat, Sulawesi Tenggara, ini mengangkat tema “Bagaimana Berbelanja Online dengan Dompet Digital”. Hadir sejumlah narasumber, yakni Rendra Manaba dari Sultra Creative Forum, Maria Silangen selaku Chief Innovation Officer Coworking Satu Tampa, Ahmad Nizar selaku Jurnalis, serta Partice Sagay dari Startup Ecosystem Buldier. Adapun moderator dari diskusi digital ini dibawakan oleh Richard Lioe dari Katadata. 

Pembicara pertama tampil Patrice Sagay yang memaparkan keahlian digital dengan tema “Cara Menggunakan Dompet Digital dalam Transaksi”. Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 ini, posisi digitalisasi bukanlah pilihan, melainkan telah menjadi keharusan di berbagai lini kehidupan. “Kalau dulu, belanja daring hanya sekali atau dua kali karena barangnya tidak ada di daerah. Sekarang, di daerah-daerah pun sudah tersedia belanja makanan secara daring,” jelas dia. 

Partice menambahkan, transaksi non-tunai yang semula hanya bisa digunakan melalui kartu debit atau kartu kredit, kini sudah bisa dilakukan QR Code Indonesia Standar atau yang disingkat menjadi QRIS. Model pembayaran yang dikembangkan Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) ini lebih efisien dalam ekosistem transaksi karena dapat mengakomodasi semua QR atau barcode di salah satu toko atau merchant. Dengan penggunaan QRIS ini, akan memudahkan transaksi semua platform dompet digital yang dimiliki konsumen. 

Selanjutnya, tampil sebagai pembicara kedua adalah Maria Silangen yang membawakan materi tentang etika digital dengan tema “Memahami Aturan Bertransaksi di Dunia Digital”. Ia mengatakan, sebagaimana di kehidupan nyata, di dunia digital juga perlu ditanamkan etika dalam media sosial ataupun belanja daring. Istilah tersebut dikenal dengan netiket atau internet etiket. Perbedaannya, etiket dalam teknologi merupakan sopan santun yang perlu diikuti dan diamalkan saat berinteraksi dengan orang lain secara daring. 

Maria mencontohkan, dalam berbelanja daring, setiap konsumen harus mengetahui dan memahami rangkaian prosesnya, mulai dari memilih barang, pemesanan, pengemasan, hingga produk diterima. “Misalnya ketika belanja, konsumen akan mengunjungi e-commerce (e-dagang) maupun marketplace (lokapasar) lainnya untuk memilih produk, ketika sudah dipilih kan akan menghubungi customer support untuk mengetahui detail barangnya. Sehingga, ketika barang sampai di rumah jangan sampai komplain karena kan kita sudah tahu barangnya,” ujarnya. 

Pemateri ketiga adalah Rendra Manaba yang akan membahas kultur digital dengan tema “Nabung atau Belanja Online”. Ia mengatakan, tren sekarang belanja daring sejatinya tidak semuanya merupakan pengeluaran. “Transaksi daring ada kalanya justru menjadi tabungan, misalnya saja dari gim daring yang bisa mendatangkan penghasilan atau poin yang bisa menjadi tabungan. Sehingga, semuanya akan dikembalikan bagaimana perilaku atau paradigma kita sendiri menyikapi belanja daring,” kata aktivis Pemuda Daerah Membangun (PDM) ini. 

Pemateri terakhir, Ahmad Nizar, membawakan paparan tentang digital safety dengan tema “Main Aman Saat Berbelanja Online”. Ia memberikan tips dalam menggunakan dompet digital agar keuangan tetap aman dan data pun terbebas dari gangguan akses yang tidak diinginkan. Di antaranya, membatasi saldo untuk masing-masing dompet digital dan juga total dari seluruh dompet digital sehingga bisa meminimalkan risiko jika terjadi peretasan. 

Selain itu, penambahan saldo hanya dilakukan dengan jumlah yang telah dianggarkan, serta manfaatkanlah biaya transfer gratis dari bank tertentu untuk menghemat pengeluaran. “Lindungi piranti pribadi dengan kata sandi atau touch ID, serta gunakan kata sandi yang sulit ditebak pada dompet digital dan hindari penggunaan tanggal lahir,” ujar Nizar. 

Peserta seminar digital di Muna Barat kali ini cukup antusias mengikuti acara ini hingga selesai. Sejumlah pertanyaan muncul, di antaranya dari Rio Sanjaya yang bertanya saat ini banyak berita bohong atau hoaks yang berkaitan dengan promo dompet digital dan bagaimana cara mengatasinya. Panitia seminar virtual ini menyediakan 10 voucher dengan nilai masing-masing Rp 100.000 yang akan diberikan kepada 10 penanya terbaik. 

Kegiatan Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif dari para narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. 

Comment