Hindarkan Diri dari Perdebatan Digital tentang Agama dan Sabar untuk Berkomentar

MEDIAWARTA.COM, MOROWALI UTARA – Sebanyak 582 peserta antusias mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 9 Juli 2021 di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Dakwah yang Ramah di Internet”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Dosen Sekolah Tinggi Perikanan Palu Didit Dewanto, Jurnalis dan Pegiat Sastra Abdi Gunawan, Direktur Eksekutif Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Frangky Tampubolon, dan Master of Ceremony (MC) sekaligus Influencer Fadillah Reski Pratiwi. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Vivi Zabkie selaku Manajer Riset KIC. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden. 

Pemateri pertama adalah Frangky Tampubolon yang membawakan tema “Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif bagi Pemuka Agama”. Menurut dia, derasnya informasi negatif tentang keagamaan sangat mengancam kemajemukan bangsa Indonesia. Hal tersebut banyak ditemukan lewat konten yang berisi ujaran kebencian, intoleransi, diskriminasi terhadap suatu kelompok atau pemeluk agama lain, ataupun upaya-upaya seperti persekusi, koersi, dan segregasi. “Oleh karena itu, perbanyak konten khotbah yang berisikan tentang beriman mencintai Indonesia sebagai bagian penting dunia,” ujarnya.

Berikutnya, Fadillah Reski Pratiwi menyampaikan materi berjudul “Bijak di Kolom Komentar”. Ia mengatakan, sedikitnya ada empat kiat agar komentar yang diunggah warga tidak memancing polemik. Masing-masingnya adalah memastikan sudah membaca atau menonton serta mengerti konten yang diterima maupun akan dibagikan, berkomentar sesuai isi konten, kata-kata yang dipakai tidak menyinggung pihak lain, serta menghindari setiap perdebatan yang terjadi. “Persoalannya, kebanyakan dari kita belum menyaksikan video secara keseluruhan tapi sudah berkomentar,” kata pemilik akun Instagram @dilaresky ini. 

Sebagai pemateri ketiga, Abdi Gunawan membawakan tema tentang “Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital”. Menurut dia, perlu taktik agar dakwah yang disampaikan disambut positif warganet. Caranya antara lain, konten video dakwah tidak terlalu panjang, perhatikan kualitas konten, platform media sosial yang sesuai, buatlah teks bantu untuk membantu audiens, serta buatlah konten berdasarkan rubrikasi. “Dalam berdakwah memang perlu penguatan taktik, tapi jangan lupakan etika,” ujarnya. 

Adapun Didit Dewanto, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Ia mengatakan, sejumlah hal yang pantang dilakukan di media sosial karena hanya akan mendatangkan reputasi buruk adalah memulai konflik dengan akun lain, mengumbar masalah pribadi, mengejek orang lain secara terang-terangan ataupun sindiran, berbagi foto tak pantas, serta bersikap secara ekstrim. 

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. “Ketika beropini dalam konten dakwah selama ini, mengapa banyak yang disalahartikan,” kata Desi P Juhara yang merupakan salah satu peserta dari kegiatan Literasi Digital di Morowali Utara. Menjawab pertanyaan tersebut, Didit mengatakan, untuk menghindari kesalahpahaman ketika mengunggah konten dakwah, warganet harus mencantumkan sumber asli serta menyampaikan suatu konten secara lengkap. 

Comment