Peran Da’i sebagai Pemuka Pendapat

MEDIAWARTA.COM, BOALEMO– Sebanyak 857 peserta dari berbagai kalangan usia maupun profesi antusias mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo. Kegiatan kali ini dilaksanakan secara virtual pada 1 Juli 2021 di Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Dakwah yang Ramah di Internet”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Rahmad Bala selaku Dosen dan Peneliti, Hendro Prasetio selaku Pegiat Sosial dan Ketua Kompartemen Bidang Lembaga dan Profesi BPL HMI Lampung, Asrul Nur Iman selaku Dosen Ilmu Komunikasi, dan Mansyur Rahim selaku narablog dan pegiat literasi. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Erna Viniari. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden. 

Pemateri pertama adalah Hendro Prasetio yang membawakan tema “Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif bagi Pemuka Agama”. Hendro menjelaskan mengenai beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan media sosial sebagai tempat dakwah, seperti membentuk komunitas dakwah secara virtual, serta mempublikasikan informasi dengan bijak.

Berikutnya, sesi dilanjutkan oleh Mansyur Rahim dengan tema “Bijak di Kolom Komentar”. Dalam paparannya, Mansyur menyampaikan keprihatinannya akan citra warganet Indonesia yang buruk di internet. Menurutnya, hal ini dapat dihindari dengan menahan diri untuk tidak berkomentar buruk di internet juga menghindari membaca unggahan yang memancing komentar buruk karena dapat berpengaruh pada algoritma internet pengguna.

Sebagai pemateri ketiga, Rahmad Bala membawakan tema “Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital”. Ia menekankan bahwa kegiatan dakwah Islam mengalami evolusi dalam ruang publik berkat perkembangan teknologi dan media. Hal ini tentu dapat menjadi peluang dalam melakukan dakwah Islamiyah yang ramah, toleran, dan damai.

Adapun Asrul Nur Iman selaku pemateri terakhir membawakan tema “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Asrul memaparkan beberapa ciri internet sehat, diantaranya mengaktifkan pengaturan privasi di semua akun pribadi, menyusun kata sandi yang kuat dan menggantinya sebulan sekali, serta jangan membuka tautan secara sembarangan.

Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Terlihat antusiasme dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi sepuluh penanya terpilih.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Salah satu pertanyaan menarik datang dari peserta yang bernama Sandika yang menanyakan bagaimana cara membedakan konten yang murni untuk dakwah dengan yang tidak. Menurut Hendro, hal ini bisa diatasi dengan memiliki dasar literasi yang cukup.

Comment