Produktif di Internet Tanpa Langgar Hak Cipta Orang Lain

MEDIAWARTA.COM, MAROS – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 1 Desember 2021 di Maros, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Pahami Hak Cipta, Lindungi Karya Digital Kita”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Fasilitator Finansial Vega Isdarini, Pemilik Merek @dameeralabel Frisky Aulia, Pengusaha Digital Suprayetno, dan Fasilitator Finansial Sukma Uli Nuha. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Ariemega selaku peneliti. Kegiatan webinar yang diadakan secara gratis ini diikuti oleh 1.006 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, Vega Isdarini mengawali sesi pemaparan dengan presentasi bertema “Pentingnya Memiliki Kemampuan Digital di Masa Pandemi Covid-19”. Vega mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak di berbagai hal, mulai dari PHK, kehilangan mata pencaharian, hingga pembatasan aktivitas ekonomi dan sosial. Di sisi lain, muncul peluang pekerjaan dan bisnis di era digital seperti content writer, copywriter, graphic designer, AE, social media specialist, dan pemengaruh. “Apa yang dilakukan untuk memiliki kemampuan digital? Jangan anti teknologi, mengikuti webinar, dan mengaplikasikan keterampilan ke media digital,” katanya.

Berikutnya, Frisky Aulia menyampaikan materi berjudul “Etika Menghargai Konten Orang Lain di Media Sosial”. Masalah yang muncul di media sosial terkait karya, di antaranya plagiarisme atau pembajakan, perundungan, boikot, dan apatisme. “Cara merespons karya orang lain yaitu dengan memberikan komentar sewajarnya, berikan saran membangun, berusaha meminta izin kepada pemilik jika ingin menggunakan konten tersebut, tidak berkomentar kalau tidak suka, dan berusaha kreatif tanpa menjiplak karya orang lain,” jelas Frisky.

Sebagai pemateri ketiga, Suprayetno membawakan tema tentang “Yuk Produktif di Media Sosial”. Media sosial memiliki kemampuan hypno (mempengaruhi psikologis manusia). Bisa membangun pola pikir konsumtif atau sebaliknya, yaitu produktif. “Maka dari itu, kesadaran bermedia sosial harus dimiliki. Apa tujuan bermedia sosial? Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Coba peluang usaha agar produktif di internet,” tegasnya.

Sukma Uli Nuha selaku pemateri pamungkas menyampaikan tema mengenai “Digital Safety, Perlindungan Hak Cipta dan Hak Paten di Ranah Digital”. Ia menjelaskan, manfaat punya hak paten dan hak cipta, di antaranya menambah nilai aset, mendapatkan perlindungan hukum, membuat peluang usaha, mengurangi risiko plagiarisme, dan menjaga citra perusahaan. Mendapatkan hak cipta bisa dilakukan secara luring (mendatangi Kanwil Kemenkumham dengan membawa dokumen persyaratan dan daring (melalui laman e-hakcipta.dgip.go.id). “Bagi UMKM, pengurusan hak cipta dan hak paten bisa dibantu BEKRAF dan Dinas Koperasi, dan pengurusannya gratis,” ucapnya.

Selanjutnya, moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut meriah oleh para peserta. Selain bisa bertanya langsung kepada para narasumber, peserta juga berkesempatan memperoleh uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. 

“Pada era digital ini, kita dituntut kreatif agar bisa bertahan. Adakah media pembelajaran yang mudah dipahami bagi masyarakat yang ingin menambah dan mengasah keterampilan di era digital seperti sekarang ini?“ tanya Ahmad Faiq Aco kepada Vega Isdarini. Menanggapi pertanyaan tersebut, Vega Asdarini mengatakan bahwa di Youtube ada banyak sekali konten tentang beragam keterampilan, misalnya usaha di bidang rajut, konektor masker, dan sebagainya. “Banyak juga kelas daring yang dibuka untuk menunjang kemudahan dalam mendapatkan keterampilan digital,” imbuh Vega Isdarini.

Comment