MEDIAWARTA, MAROS — PT Pertamina Patra Niaga melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Hasanuddin mencatat sejarah sebagai pionir pengelolaan limbah Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sulawesi.
Inisiatif berorientasi lingkungan ini merupakan bagian dari komitmen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina dalam menciptakan ekonomi sirkular dan ketahanan pangan masyarakat.
Langkah strategis tersebut resmi diluncurkan melalui kerja sama antara AFT Hasanuddin dan Badan Gizi Nasional, yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman di kantor AFT Hasanuddin, Jumat (18/7/2025).
Turut hadir dalam acara ini Aviation Fuel Terminal Manager Hasanuddin Andreas Yanuar Arinawan, Direktur Wilayah III Badan Gizi Nasional Enny Indarty, serta Ketua Kelompok Ternak Laleng Kassie, Maryama.
Limbah makanan dari program MBG yang sebelumnya berpotensi mencemari lingkungan kini dikumpulkan dan dikelola secara produktif.
Kelompok Ternak Laleng Kassie akan mengolah limbah tersebut menjadi pakan bebek petelur, mendukung keberlangsungan program peternakan yang menjadi bagian dari CSR AFT Hasanuddin.
“Kami berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam setiap lini operasi, dan program ini merupakan bentuk nyata kontribusi terhadap agenda pembangunan nasional,” ujar Andreas Yanuar Arinawan.
Diskusi teknis yang mendahului penandatanganan membahas skema pengangkutan limbah, mekanisme distribusi, hingga strategi pemanfaatan hasil peternakan.
Badan Gizi Nasional menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan limbah organik demi terciptanya ekosistem berbasis ekonomi hijau.
Enny Indarty, Direktur Wilayah III Badan Gizi Nasional, menyampaikan bahwa kolaborasi ini bukan sekadar pengelolaan sampah, melainkan investasi sosial berkelanjutan.
“Program ini memberi dampak nyata terhadap peningkatan gizi nasional, penciptaan lapangan kerja lokal, serta pelestarian lingkungan,” ujarnya.
Ketua Kelompok Ternak Laleng Kassie, Maryama, menyambut positif inisiatif ini.
“Bagi kami, limbah makanan bukan lagi masalah, tapi peluang. Kami bisa menghemat biaya produksi sekaligus meningkatkan hasil peternakan,” tuturnya penuh antusias.
Tengku Muhammad Rum, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, menambahkan bahwa program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 2 (Tanpa Kelaparan) dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
“Kami berharap model ini dapat diterapkan secara luas di berbagai daerah Indonesia,” pungkasnya.
Comment