MEDIAWARTA, MAKASSAR – Menghitung hari, jelang pemilihan kepala daerah (pilkada) Rabu 27 November. Paslon di Kota Makassar, masih terus menggunakan segala cara untuk meraup dukungan lewat opini publik.
Salah satunya, lewat hasil survei terbaru dadakan atau pesanan. Tujuannya untuk menarik pemilih yang belum menentukan pilihan atau menyakinkan pemilih sudah mentukan pilihan agar bertahan.
Terbaru, survei LSI Denny JA lewat lembaga Citra Komunikasi (anak perusahaannya LSI Denny JA) memainkan peran tiba-tiba menempatkan pasangan Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi hampir menyalip paslon Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) yang selama ini dianggap unggul.
Celakanya lagi, lembaga yang kerap memainkan opini tingkat nasional itu menempatkan pasangan Seto-Kiki jauh dari calon istri Wali Kota Makassar, yakni Indira Yusuf Ismail dan wakilnya Ilham Ari Fauzi (INIMI).
Adapun hasil survei yang dimainkan oleh paslon tertentu seakan menurunkan elektoral paslon nomor urut 1, Munafri Arifudin – Aliyah Mustika Ilham (MULIA) dengan elektabilitas dengan 34,6%. Padahal jika melihat realitas survei Appi di beberapa lembaga lainya bisa mendekati 48%.
Sedangkan, paslon nomor urut 2, Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (Sehati) melambung tinggi capai 29,5%. Selanjutnya elektabilitas paslon Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi AU (Inimi) 20,4% dan paslon Muhammad Amri Arsyid -Abdul Rahman Bando 1,9%. Sementara responden yang belum menentukan pilihan atau swing voters sebanyak 13%.
Anehnya lagi, lembaga Denny JA ini tidak pernah mempublikasi hasil temuan soal pilkada Makassar, namun sekarang tiba-tiba hadir sebagai lembaga tampil mendadak merayu pilihan publik.
Pengamat Politik Unhas Makassar, Dr. Andi Lukman Irwan mengatakan, hasil survei calon kepala daerah menjadi salah satu indikator mengukur elektabilitas para kandidat. Namun, kerap disalahgunakan. Padahal kata dia, hasil survei harusnya sejalan dengan data tentang kepercayaan masyarakat.
“Survei tiba-tiba muncul dan umumkan hasil, kan patut dipertanyakan. Masyarakat Kota Makassar, agar tetap waspada dengan hasil survei sekali muncul, harus waspada terhadap opini publik,” ujarnya, Kamis (21/11/2024).
Hasil survei LSI Denny JA yang menunjukkan elektoral pasangan calon Munafri Arifuddin – Aliyah Mustika Ilham (MULIA) mengalami penurunan sebesar 13 persen dari September ke November, ditengarai punya maksud tertentu.
Pasalnya, lembaga LSI Denny JA, baru pertama kali melakukan riset di Pilwali Makassar. Juga dalam melakukan hasil temuan, hanya secara sembunyi-sembunyi.
Selaku akademisi, Andi Lukman mengatakan, ada berbagai kemungkinan terkait keluarnya survei tersebut. Apalagi kondisi sekarang mendekati pemilihan, maka calon tertentu memanfaatkan kesempatan kerjasama survei juga bagian dari kolaborasi sebagai konsultan.
“Sekarang ini kita tidak bisa melihat lembaga survei sebagai lembaga yang bergerak secara independen untuk melihat tren pasangan calon. Karena boleh jadi lembaga survei ini sekaligus menjadi konsultan politik bagi pasangan calon,” katanya.
Menurut dia, jika lembaga survei merangkap menjadi konsultan, secara otomatis hasilnya akan menguntungkan calon yang didukungnya.
“Kalau konsultan politik psangan calon merilis survei pasti tentunya ada maksud dan tujuan untuk mengangkat elektabilitas pasangan calon yang menjadi tempat dia konsultan politik. Nah, ini saya kira hal yang umum terjadi setiap lembaga survei,” ujar Lukman.
Ia juga mengingatkan seluruh masyarakat di Kota ini, tidak mudah terpengaruh dengan adanya beragam survei elektabilitas dari para figur yang tiba-tiba bermunculan.
“Saat ini marak bermunculan hasil survei terkait dengan popularitas, sebab tidak sedikit lembaga survei yang menyuguhkan data dari responden tertentu dengan tujuan menguntungkan oknum,” tukasnya.
Comment