MEDIAWARTA.COM, MINAHASA UTARA – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 22 Juni 2021 di Kota Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Bagaimana Berbelanja Online dengan Dompet Digital”.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Peneliti INDEF, Nailul Huda; Dosen dan Kepala Perpustakaan IPDN Sulawesi Utara, Piet Hein Pusung; Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Minahasa, Agustivo Tumundo; dan Senior Manager PPGR Gojek Indonesia Timur, Mohammad Khomeiny. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Freelance Journalist Noni Arnee. Kegiatan yang dihadiri oleh empat narasumber ini diikuti oleh 384 peserta. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.
Pemateri pertama adalah Nailul Huda yang membawakan tema “Belanja Online dan Dompet Digital”. Dia mengatakan, penjualan daring kian digemari oleh masyarakat, apalagi ditambah dengan kemudahan transaksi pembayaran menggunakan dompet digital. Oleh karena itu, pelaku usaha juga harus menggunakan pembayaran daring untuk mendongkrak penjualan. “Saat ini generasi milenial dan generasi Z proporsinya lebih dari separuh penduduk Indonesia. Kedua generasi ini mampu beradaptasi lebih cepat dibanding generasi lainnya dan melek teknologi, sehingga peluang penjualan secara daring makin meningkat,” tuturnya.
Berikutnya, Piet Hein Pusung menyampaikan materi berjudul “Bebas namun Terbatas (Bertanggungjawab): Berekspresi di Media Sosial”. Dia mengatakan, dalam beraktivitas digital harus memperhatikan etika. Dalam hal ini, Piet menyebut lima prinsip yang disingkat THINK (True, Helpful, Inspiring, Necessary, Kind). “Apa yang kita bagikan di media sosial itu harus merupakan informasi yang benar, terpercaya, dan memiliki reputasi baik. Bagikanlah sesuatu yang berguna dan bermanfaat atau menginspirasi orang lain,” tuturnya.
Sebagai pemateri ketiga, Agustivo Tumondo membawakan tema “Pilih Mana, Nabung atau Belanja Online?”. Menurut dia, menabung dan belanja daring sama-sama menguntungkan dan berkontribusi terhadap perekonomian. Belanja daring secara personal memberikan kemudahan, efisien dan efektif, serta menghemat waktu dan uang. “Adanya belanja daring bisa menambah lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah,” ucapnya.
Adapun Mohammad Khomeiny sebagai pemateri terakhir menyampaikan tema “Literasi Digital: Transaksi Aman Saat Belanja Online”. Dia mengatakan, pertumbuhan internet yang pesat di Indonesia tidak diikuti dengan literasi digital, menyebabkan kurangnya kesadaran perlindungan data. Menurut kajian CIDS UGM tahun 2020, sebagian besar tingkat literasi digital Indonesia ada di level dasar dan menengah. “Level dasar itu artinya tahu cara menggunakan internet tapi belum menyadari fitur atau pentingnya perlindungan data,” ujarnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusias dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. Program Literasi Digital ini mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Comment