BI Sulsel Tegaskan Peran Strategis Media dalam Mendorong Ekosistem Ekonomi Syariah

Foto: Masyudi Firmansyah/Mediawarta

MEDIAWARTA, YOGYAKARTA — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan terus memperkuat peranannya dalam membangun ekosistem ekonomi dan keuangan syariah (Eksyar) yang inklusif dan berkelanjutan.

Salah satu langkah strategis dilakukan melalui kegiatan Training for Trainer (ToT) bagi puluhan jurnalis dari berbagai media di Sulawesi Selatan, yang digelar di Hotel Novotel Yogyakarta.

Kegiatan literasi ini menjadi bagian dari upaya mendorong kampanye gaya hidup halal (halal lifestyle) dengan menggandeng media sebagai mitra strategis dalam menyebarluaskan narasi ekonomi syariah secara tepat, inspiratif, dan kontekstual.

Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama, menjelaskan bahwa tren pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia di tingkat global menunjukkan hasil yang menggembirakan.

“Laporan State of The Global Islamic Economy (SGIE) 2023 menempatkan Indonesia di peringkat ketiga dunia dalam sektor ekonomi syariah, setelah Malaysia dan Arab Saudi. Ini pencapaian besar yang perlu kita jaga dan tingkatkan,” ungkap Wahyu, Senin (23/6/2025).

Ia memaparkan, konsumsi global terhadap produk halal pada 2023 mencapai USD 2,4 triliun, meliputi enam sektor utama: makanan, farmasi, kosmetik, fesyen, pariwisata, serta media dan hiburan.

Sementara itu, total aset keuangan syariah dunia tercatat mencapai USD 3,96 triliun, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata 17 persen.

Indonesia sendiri mencatat prestasi membanggakan, antara lain di sektor makanan halal (peringkat 2 dunia), modest fashion (peringkat 3), dan media serta rekreasi yang kini menempati posisi ke-6 secara global.

Sebagai dukungan konkret terhadap penguatan ekosistem syariah, BI Sulsel telah menjalankan berbagai program strategis.

Mulai dari pelatihan juru sembelih halal (JULEHA), peningkatan kapasitas UMKM berbasis syariah, hingga pembinaan ekonomi pesantren sebagai pilar penting dalam ekonomi umat.

BI Sulsel juga rutin menyelenggarakan ajang edukatif seperti Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia (FESyar KTI) dan Pekan Ekonomi Syariah (PESYAR).

Kegiatan tersebut menggabungkan seminar, pameran produk halal, business matching, hingga pertunjukan modest fashion, yang mengangkat budaya dan potensi lokal sebagai kekuatan utama.

Sementara itu, untuk memperkuat UMKM syariah, BI menghadirkan platform IKRA Syariah, yang memberikan pembinaan intensif, akses pemasaran, dan konektivitas global.

Program ini diperkuat dengan pelatihan seperti Rewako Ekspor dan Fashion Bootcamp yang dirancang untuk mendorong pelaku usaha Sulsel menembus pasar internasional.

Tak hanya fokus di wilayah domestik, BI Sulsel juga aktif mendorong partisipasi UMKM binaannya di ajang internasional seperti Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) dan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF).

Sejak 2022, pelaku usaha Sulsel juga secara konsisten difasilitasi tampil dalam Anging Mammiri Business Fair, yang mempertemukan mereka dengan calon pembeli dari berbagai negara.

“Seluruh langkah ini merupakan bentuk komitmen Bank Indonesia dalam membangun ekonomi syariah yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing global. Sulawesi Selatan akan terus kami dorong sebagai pusat pertumbuhan ekonomi syariah di Kawasan Timur Indonesia,” tutup Wahyu Purnama.

Comment