MEDIAWARTA, MAKASSAR – Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, meresmikan secara langsung operasional Rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kamis (24/7/2025), di kompleks kampus UIN Alauddin Samata, Gowa.
Peresmian berlangsung khidmat dan dihadiri jajaran pejabat tinggi seperti Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Wakil Gubernur Fatmawati Rusdi, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham, serta pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri dan pejabat Kementerian Agama.
Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin menyampaikan bahwa kehadiran rumah sakit ini tidak hanya menjadi tonggak kemajuan pendidikan Islam, tetapi juga memberikan dampak langsung bagi peningkatan kualitas layanan kesehatan, khususnya di kawasan Indonesia Timur.
“Fakultas Kedokterannya berada di sini, terintegrasi dengan hotel dan fasilitas lain. Ini bukan hanya rumah sakit, tetapi pusat layanan kesehatan terpadu berbasis Islam,” ujarnya.
Fasilitas Modern dan Konsep Spiritualitas Islam
Rumah sakit ini berdiri di atas lahan seluas 7.462 meter persegi, dengan bangunan sembilan lantai dan satu lantai basement seluas total 23.877 meter persegi. Rumah sakit memiliki kapasitas 200 tempat tidur, dan dilengkapi fasilitas lengkap: Unit Gawat Darurat (UGD), ruang poliklinik, laboratorium, ruang operasi, layanan kebidanan, perawatan intensif, hingga ruang pendidikan dan manajemen.
Menag menegaskan bahwa pengelolaan rumah sakit harus profesional dengan mengedepankan standar kebersihan, pelayanan prima, dan pendekatan kesehatan spiritual berbasis Islam.
“Kami ingin rumah sakit ini tak hanya merawat yang sakit, tetapi juga menjadi pusat layanan kesehatan menyeluruh—fisik dan rohani,” ungkapnya.
Ia juga mengharapkan rumah sakit ini dapat melahirkan tokoh-tokoh kedokteran seperti Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd, yang memadukan ilmu kedokteran dan keimanan.
Warisan Besar UIN Alauddin
Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Hamdan Juhannis, menyebut bahwa rumah sakit ini adalah warisan monumental kampus. Pembangunannya dimulai sejak 2011 dan rampung pada 2022, meski sempat tertunda akibat kendala anggaran.
“Ini hasil perjuangan panjang. Alhamdulillah kini sudah bisa dioperasikan dan menjadi rumah sakit pendidikan (RSP) berbasis Badan Layanan Umum (BLU),” jelasnya.
Ia berharap rumah sakit ini bisa mandiri secara finansial, bahkan melebihi alokasi DIPA, dan ke depan menjadi pusat layanan kesehatan haji dan umrah nasional.
“Jika seluruh ASN Kemenag berobat di sini, itu saja sudah cukup menopang operasional,” imbuhnya.
Prof Hamdan juga menegaskan bahwa ciri khas rumah sakit ini adalah perpaduan kedokteran modern dan nilai-nilai spiritual Islam—identitas unik yang jarang ditemukan di rumah sakit lainnya.
Apresiasi Pemerintah Daerah
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, menyampaikan apresiasi tinggi atas pembangunan rumah sakit ini. Ia menilai lokasinya yang strategis akan memperkuat layanan kesehatan di Makassar dan sekitarnya.
“Apresiasi besar untuk Kementerian Agama. Rumah sakit ini berada di jantung kota dan sangat potensial menjadi rujukan utama layanan kesehatan kawasan timur Indonesia,” ujarnya.
Comment