MEDIAWARTA, LUWU TIMUR — PT Vale Indonesia Tbk menunjukkan komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan melalui pengelolaan limbah mandiri yang dijalankan di Segregation Plant, sebuah fasilitas khusus yang berdiri sejak 2012 di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Fasilitas seluas 5.000 meter persegi ini memiliki kapasitas pengelolaan hingga 500 kilogram limbah per hari. Setiap jenis sampah rumah tangga dipilah dan diolah dengan metode serta alat yang sesuai, mulai dari limbah organik, plastik, hingga limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Muh Firdaus Muttaqi, Manager Operations & Reclamation Segregation Area PT Vale Indonesia, menjelaskan bahwa proses pengelolaan limbah diawali dengan pemilahan ketat berdasarkan jenis dan potensi daur ulangnya.
“Sampah dipilah terlebih dahulu, lalu dipisahkan sesuai jenisnya. Botol kaca, kayu, plastik, limbah B3 hingga sisa makanan diolah sesuai klasifikasinya. Bahkan besi dan aluminium juga kami kelola,” ujar Firdaus, Jumat (25/7/2025).

Untuk meningkatkan efisiensi, Vale menyiapkan alat press khusus bagi limbah seperti plastik dan aluminium. Setelah dipadatkan, limbah menjadi lebih mudah untuk disalurkan ke pihak yang membutuhkan sebagai bahan baku bernilai.
“Contohnya, satu ikatan plastik yang telah dipress memiliki berat sekitar 16 kilogram. Proses ini tidak hanya mempermudah penyimpanan, tapi juga mempermudah distribusi ke bank sampah mitra,” jelas Firdaus.

Produk limbah yang telah diolah kemudian disalurkan kepada empat bank sampah mitra, yaitu Bank Sampah Magani, Bank Sampah Induk Malili, Bank Sampah Wasuponda, dan Bank Sampah Desa Nikel.
Sebelum penyaluran, pihak Vale berkoordinasi dengan masing-masing bank sampah untuk memastikan distribusi sesuai kebutuhan mereka. Semua hasil olahan ini diberikan tanpa biaya alias gratis.

“Ini bentuk kontribusi kami terhadap ekonomi sirkular di masyarakat. Kami tidak menjual olahan limbah, tapi justru menyalurkan ke bank sampah sebagai mitra pengelola lanjutan,” katanya.
Segregation Plant berfungsi bukan hanya sebagai fasilitas pengelolaan sampah internal Vale, tetapi juga mendukung pengelolaan limbah warga sekitar. Hal ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan.

Lebih lanjut, Firdaus menegaskan bahwa pengelolaan yang dilakukan PT Vale bukan sekadar pengolahan teknis, tetapi juga upaya sistematis dalam membentuk ekosistem pengelolaan limbah yang berkelanjutan.
“Kami mengedepankan prinsip keberlanjutan. Kami hanya mengelola dan mengangkut limbah, sementara Bumdes dan bank sampah yang akan melanjutkan pemanfaatannya secara ekonomi,” paparnya.

Langkah ini selaras dengan prinsip ekonomi hijau yang saat ini terus digaungkan pemerintah. Dengan pendekatan ekonomi sirkular, limbah rumah tangga maupun industri dapat kembali masuk ke rantai ekonomi.
PT Vale Indonesia percaya bahwa kolaborasi dengan bank sampah lokal dan penguatan kapasitas fasilitas pengelolaan limbah akan mendorong perubahan nyata di tingkat akar rumput.

Dengan Segregation Plant sebagai motor utama, PT Vale Indonesia terus memperluas dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Sebuah bentuk inovasi sosial yang tidak hanya menjaga bumi, tapi juga membuka peluang ekonomi baru.
Comment