MEDIAWARTA,— Dua dosen Universitas Negeri Makassar (UNM), Dr. Isma Azis Riu, S.P., M.M. dan Khaidir Syahrul, S.E., M.B.A., kembali menorehkan kiprah akademik di tingkat internasional. Setelah sukses meraih dua penghargaan bergengsi (Best Paper dan Best Presenter) pada Seminar Nasional Forum Manajemen Indonesia (FMI) ke-17 di Batam, keduanya melanjutkan kegiatan dengan mengikuti Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Internasional FMI 2025 – “FMI Goes to Singapore.”
Program ini merupakan bagian dari rangkaian resmi kegiatan Forum Manajemen Indonesia ke-17, yang tahun ini diselenggarakan secara hybrid di Batam dengan melibatkan lebih dari 1.000 peserta dari seluruh Indonesia — terdiri atas akademisi, peneliti, praktisi, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, dengan sekitar 300 peserta hadir langsung di Batam.
Rangkaian PKM internasional dimulai pada Kamis, 23 Oktober 2025, dengan kegiatan bertema
“Green Living and Sustainability Learning Visit – Marina Barrage, Singapore.”
Di lokasi ini, para delegasi FMI melakukan pembelajaran lapangan tentang manajemen lingkungan berkelanjutan, pengelolaan air bersih, energi hijau, dan edukasi publik yang menjadi model keberhasilan Singapura dalam membangun eco-city.
Kegiatan di Marina Barrage melibatkan observasi langsung, dokumentasi, diskusi reflektif, serta pengisian lembar observasi.
Tujuan utamanya antara lain:1. Meningkatkan wawasan dosen Indonesia mengenai eco-innovation dan sustainable management;2. Mengidentifikasi peluang penerapan green infrastructure di kampus Indonesia;3. Mendorong ide pengabdian masyarakat berbasis lingkungan berkelanjutan.
Dr. Isma Azis Riu menyampaikan bahwa kunjungan ini membuka perspektif baru tentang bagaimana pemerintah Singapura mampu mengintegrasikan kebijakan lingkungan, edukasi publik, dan inovasi manajemen air. “Kita perlu membawa semangat edukasi lingkungan ini ke kampus, agar mahasiswa dan dosen lebih aktif dalam proyek pengabdian yang berdampak langsung terhadap kelestarian ekosistem,” ujarnya.
Sementara Khaidir Syahrul, S.E., M.B.A. menilai bahwa konsep green leadership di Marina Barrage dapat menjadi inspirasi dalam menciptakan budaya kerja berkelanjutan di sektor pendidikan dan organisasi.
“Sustainability bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal mindset. Kepemimpinan hijau harus dimulai dari dunia akademik,” tambahnya.
Agenda selanjutnya bertajuk “Empowering Muslim Youth for a Progressive Ummah”, yang dilaksanakan di Muhammadiyah Islamic College Singapore (MICS).
Kegiatan ini difokuskan pada pemberdayaan ekonomi komunitas berbasis nilai-nilai Islam progresif, serta pembelajaran praktik community-based entrepreneurship yang diterapkan di MICS.
Para peserta melakukan observasi, wawancara ringan, dan refleksi bersama mahasiswa dan pengajar di MICS. Tujuannya adalah untuk memahami integrasi antara pelestarian budaya, penguatan spiritual, dan pengembangan ekonomi berbasis komunitas.
Dr. Isma Azis Riu mengapresiasi model pendidikan di MICS yang menggabungkan ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai keislaman dalam praktik bisnis sosial.
“Model kolaboratif MICS bisa menjadi rujukan untuk membangun generasi muda muslim yang adaptif, produktif, dan berjiwa sosial tinggi,” ujarnya.
Sedangkan Khaidir Syahrul menyoroti pentingnya pendekatan etika dan spiritualitas dalam kepemimpinan organisasi modern.
“Etika manajerial yang berakar pada nilai keislaman adalah fondasi penting untuk membangun SDM unggul dan berintegritas tinggi,” tegasnya.
Berdasarkan rundown resmi kegiatan FMI Goes to Singapore 2025, para peserta berangkat pukul 06.30 WIB dari Hotel Planet Holiday Batam menuju Pelabuhan Batam Centre untuk menyeberang ke Singapura.
Rangkaian kegiatan diisi dengan:Kunjungan edukatif ke Marina Barrage (Green Living Visit),Sesi interaktif di Muhammadiyah Islamic College Singapore (MICS),
Eksplorasi dan dokumentasi budaya di Merlion Park, Jewel Changi, dan Sentosa Island sebagai bagian dari reflection session lintas budaya dan ekonomi pariwisata.
Kegiatan diakhiri dengan sesi evaluasi dan refleksi bersama seluruh peserta sebelum kembali ke Batam pada malam hari.
Program PKM Internasional ini dirancang untuk memperkuat implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian masyarakat dan kolaborasi global. Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan dapat:Mengembangkan proyek eco-campus berbasis riset dan lingkungan;Menerapkan model pemberdayaan ekonomi komunitas berbasis nilai budaya dan spiritual;Menyusun rencana joint community project lintas universitas dan negara;Memperluas jejaring akademik internasional antara FMI, perguruan tinggi Indonesia, dan lembaga mitra di Singapura.
Bagi UNM, keterlibatan dua dosennya dalam program ini memperkuat citra kampus sebagai universitas berdaya saing global, sekaligus menegaskan komitmen UNM terhadap misi internasionalisasi pendidikan dan riset berkelanjutan.
Forum Manajemen Indonesia (FMI) merupakan organisasi nasional yang menghimpun para akademisi dan praktisi manajemen dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Kegiatan FMI ke-17 Batam 2025 tidak hanya berfokus pada seminar ilmiah, tetapi juga pada penguatan jejaring riset dan pengabdian internasional melalui program seperti FMI Goes to Singapore.
Dengan capaian dua penghargaan nasional dan partisipasi dalam kegiatan internasional ini, Universitas Negeri Makassar menunjukkan dedikasi nyata dalam mengimplementasikan knowledge sharing dan community engagement di tingkat global.
“Keterlibatan dosen UNM dalam forum dan pengabdian internasional seperti ini membuktikan bahwa UNM tidak hanya unggul dalam penelitian, tetapi juga aktif menerapkan hasil risetnya untuk pemberdayaan masyarakat lintas negara,” ujar salah satu pengurus FMI Korwil Kepulauan Riau.
Program FMI Goes to Singapore 2025 diselenggarakan pada 23 Oktober 2025, dengan dukungan FMI Korwil Kepulauan Riau dan melibatkan lebih dari 100 peserta internasional dari berbagai universitas di Indonesia. Kegiatan ini menjadi simbol kolaborasi akademik lintas negara, menghubungkan riset, pengabdian, dan diplomasi pengetahuan antara Indonesia dan Singapura.

Comment