MEDIAWARTA, MAKASSAR – Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan kunjungan ke Provinsi Jawa Tengah dan DI (Daerah Istimewa) Yogyakarta, 23 – 26 April 2024. Kunjungan yang turut menyertakan pengurus PKK Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Kepulauan Selayar ini dalam rangka sharing program kerja unggulan. Diantaranya terkait inovasi pemenuhan kebutuhan pangan keluarga melalui Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman, pemeliharaan lingkungan, hingga penanganan stunting.
Di DI Yogyakarta, rombongan yang dipimpin Penjabat Ketua TP PKK Sulsel, Sofha Marwah Bahtiar, diterima di Kantor PKK Yogyakarta oleh Wakil Ketua I PKK Yogyakarta, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam, yang juga merupakan isteri dari Wakil Gubernur Yogyakarta.
Kunjungan PKK Sulsel ke Yogyakarta ini disambut dengan hangat oleh Gusti Putri, yang kemudian banyak memaparkan tentang Sejarah Kerajaan Yogyakarta, hingga program-program yang dilaksanakan oleh PKK Yogyakarta.
Dalam kunjungan ini, Sofha Marwah menyampaikan terima kasih karena telah diterima dengan baik, sekaligus untuk bersilaturahmi. Iapun menjelaskan beragam potensi yang dimiliki Sulsel, termasuk tujuan kunjungannya ke Yogyakarta.
“Provinsi Sulsel memiliki 24 kabupaten kota, dan alhamdulillah semua PKK-nya semangat. Di PKK Provinsi, kami memiliki 64 anggota, mulai dari Pokja I sampai Pokja IV, untuk melaksanakan 10 program Pokok PKK,” kata Sofha Marwah.
Ia menjelaskan, kunjungan ini dipusatkan di Yogyakarta, karena daerah ini memiliki banyak keistimewaan. Mulai dari pariwisatanya, penataan lingkungannya, dasawismanya yang cukup aktif, hingga penanganan stuntingnya yang sangat baik.
“Semua orang yang pernah ke Yogya ini, pasti selalu ingin kembali kesini. Lingkungannya bersih, rapi, aman, dan kotanya juga tidak bising,” tutur Sofha Marwah.
Lebih jauh ia memaparkan terkait kondisi stunting di Sulsel yang angkanya masih cukup tinggi, 27 persen. Sementara, target nasional adalah 14 persen. “Saya melihat penanganan stunting di kabupaten kota itu sudah cukup maksimal. Tapi angkanya masih sangat tinggi,” ujarnya.
Ia berharap, melalui kunjungan ini bisa ada sharing program, yang nantinya bisa juga diterapkan di Provinsi Sulsel.
Sementara, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam, yang akrab disapa Gusti Putri, menjelaskan, Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa, berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Dimana, yang menjadi kepala daerah atau Gubernur dan Wakil Gubernur adalah Raja, dan tidak mengenal Pemilu. Sehingga, untuk jabatan Ketua PKK juga tidak pernah berganti.
“Kanjeng Ratu yang seharusnya menjabat Ketua PKK belum bisa aktif, sehingga untuk PKK ini diserahkan ke saya. Dan karena di pucuk pimpinan tidak berganti, pengurusnya juga itu-itu saja. Jadi sudah senior semua di PKK, program-program juga terus berkelanjutan,” jelas Gusti Putri.
Untuk pelaksanaan program PKK, Gusti Putri mengungkapkan, pihaknya bermitra dengan OPD dan juga pihak swasta. PKK juga memiliki Yayasan dan Koperasi, yang saat ini dananya sudah mencapai Rp1 miliar. Kemudian, PKK juga mendapatkan dana hibah dari pemerintah untuk pelaksanaan program PKK.
“Pelaksanaan kegiatan PKK sudah difasilitasi pemerintah daerah,” imbuhnya.
Terkait stunting, Gusti Putri mengungkapkan angkanya masih tinggi, 19 persen. Tetapi yang memberikan kontribusi tinggi adalah wilayah pegunungan. Sedangkan untuk di daerah perkotaan, sudah melampaui target nasional, yakni sekitar 11 persen.
“Dalam hal penanganan stunting, kita bekerjasama dengan semua stakeholder. Kita bantu dengan alat ukur digital. Kita maksimalkan semua posyandu. Stunting kita di 19 persen, tapi kebanyakan di Gunung Kidul. Memang kita Bersama-sama, dan semua pokja turun, bukan hanya Pokja IV. Kita juga punya buku panduan pencegahan stunting, ssemacam buku saku. Supaya masyarakat cepat paham soal stunting,” urainya.
Gusti Putri menambahkan, PKK Yogyakarta juga sangat peduli terhadap pengembangan kapasitas para perempuan. Salah satunya, dengan memberikan modal usaha sebesar Rp2,5 juta kepada pelaku UMKM Perempuan.
Sebelum ke Yogyakarta, PKK Sulsel juga melakukan kunjungan ke Semarang dan Karanganyar.
Comment