Jaga dan Lindungi Data Pribadi agar Aman Bertransaksi Digital

MEDIAWARTA.COM, POSO – Rangkaian Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber Kreasi bersama Dyandra Promosindo kembali menggelar kegiatan diskusi virtual pada Senin, 28 Juni 2021. Kolaborasi ketiga lembaga tersebut dikhususkan pada penyelenggaraan Literasi Digital di wilayah Sulawesi. 

Dalam webinar yang digelar Kota Poso, Sulawesi Tengah, ini mengangkat tema “Bagaimana Berbelanja dengan Dompet Digital”. Hadir secara virtual sejumlah pembicara, yaitu Julianur Rajak Husain selaku Sosial Media Officer di blod.id, Dyah Fitria Kartika Sari selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Tadulako, Mohamad Reza selaku Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, serta Muhammad Ridwan Alimuddin selaku penulis dan pegiat literasi. Sedangkan moderator seminar ini dibawakan oleh Sinta Pramucitra yang merupakan seorang Praktisi Public Relation.  

Materi pertama dibawakan oleh Julianur Rajak Husain yang membahas tentang keterampilan digital dengan tema “Cara Menggunakan Dompet Digital dalam Transaksi Elektronik”. Sejumlah dompet digital yang telah banyak digunakan warganet, antara lain Gopay, OVO, DANA, ShopeePay, LinkAja, iSaku, DOKU, Paytren, Sakuku, Uangku, serta dompet digital lain yang baru maupun sedang berkembang. “Alasan mengapa banyak orang menggunakan dompet digital, salah satunya adalah soal keamanan. Ada catatan transaksi, serta kalau kehilangan handphone juga bisa langsung blokir akun,” ujar aktivis kegiatan donor darah ini. 

Julianur menambahkan, agar penggunaan dompet digital tetap aman, sejumlah langkah berikut bisa diterapkan warganet. Misalnya, memilih kata sandi yang unik, rahasiakan one time password (OTP) dan jangan pinjamkan akun kepada orang lain, selalu memonitor saldo dan melihat riwayat transaksi, bijak mengunduh aplikasi dan data, serta memilih dompet digital terpercaya yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Selanjutnya, paparan kedua tentang etika digital disampaikan oleh Dyah Fitria Kartika Sari yang mengambil tema “Etika Berkomunikasi dan Bertransaksi di Era Digital”. Menurut dia, masuknya era digital menuntut sejumlah perubahan pada masyarakat mulai dari perilaku, nilai, orientasi, serta gaya hidup. “Sekarang ini telah ada pergeseran pola belanja konsumen. Jika dulu kita perlu masuk ke pasar, tapi sekarang ini tanpa harus ke pasar orang-orang sudah bisa melakukan proses jual beli,” katanya. 

Dalam belanja daring, persoalan atau perdebatan terjadi umumnya ketika transaksi menggunakan tipe pembayaran di tempat (COD). Sebab, banyak pembeli yang tidak memeriksa secara detail barang yang diinginkan dan penjual juga cenderung menutupi informasi barang agar tak diketahui calon pembeli. Dyah mengatakan, era dunia digital menuntut masyarakat untuk bijak menilai situasi yang terjadi di dunia maya sehingga tetap mengedepankan etika dalam berkomunikasi dengan siapa saja. 

Materi ketiga webinar membahas tentang keamanan digital dengan tema “Manfaatkan Media Digital dengan Baik” disampaikan oleh Mohamad Reza. Warganet harus berhati-hati ketika mendaftarkan diri dalam dompet digital terkait keamanan data pribadi. Menurut dia, pilihlah platform yang betul-betul aman dan hindari pengisian data yang kurang wajar, semisal pertanyaan nama ibu kandung. “Pertanyaan ini atau kata kunci ini yang menjadi akses orang lain untuk masuk ke rekening seseorang,” katanya.  

Pemateri terakhir adalah Muhammad Ridwan Alimuddin dengan paparan tentang kultur digital bertajuk “Aman Berbelanja Online”. Meskipun belanja digital memudahkan masyarakat dalam bertransaksi, namun secara keseluruhan menjadikan ancaman baru yang cukup serius. Misalnya saja, pencurian identitas, pencurian uang atau data keuangan, penipuan phising atau cara mendapat informasi pribadi lewat email atau situs yang menipu. “Saat mengakses digibank, jangan pernah meninggalkan sesi Anda tanpa pengawasan, serta lakukan logout setelah digunakan,” jelasnya.  

Webinar episode ketiga yang digelar di Poso ini diikuti sekitar 558 peserta. Salah seorang peserta bernama H Makmun Fajar menanyakan kiat agar data-data dalam dompet digital tetap aman dan tidak disalahgunakan. Mendapat pertanyaan tersebut, Mohamad Reza bilang, untuk pengamanan data sebaiknya warganet berhati-hati pada saat awal pendaftaran di e-dagang ataupun di lokapasar. Pilihlah penyedia dompet digital yang sudah terjamin aman dan jangan sebutkan identitas yang sangat rahasia diluar informasi KTP. 

Comment