SPI UIN Alauddin Sosialisasi Penerapan Manajemen Risiko, Upaya Optimalkan Pengelolaan Risiko di Kampus

MEDIAWARTA, MAKASSAR – Satuan Pengawasan Internal (SPI) UIN Alauddin Makassar mengadakan Sosialisasi Implementasi Manajemen Risiko di Ruang Senat, Lantai 4 Gedung Rektorat Kampus II pada Senin (28/10/2024). Acara ini menghadirkan Taufik Kurrohman, SE., MSA., Ph.D., Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Auditor dari Universitas Jember sebagai narasumber.

Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk mendukung penilaian maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terintegrasi, sesuai Keputusan Menteri Agama Nomor 580 Tahun 2019. Di samping itu, implementasi manajemen risiko ini merupakan upaya untuk meningkatkan nilai asesmen maturitas Badan Layanan Umum (BLU) yang akan ditinjau oleh Direktorat PK-BLU, Kementerian Keuangan.

Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK) UIN Alauddin Makassar, Dr. Andi Aderus, Lc., M.A., dalam sambutannya menyampaikan bahwa manajemen risiko adalah prinsip penting yang juga tercermin dalam ajaran agama.

“Dalam Al-Quran, kita diperintahkan untuk selalu berhati-hati, sebagaimana dalam surah At-Tahrim ayat 6. Dalam konteks universitas, kita seperti sebuah keluarga yang saling menjaga,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dr. Aderus menjelaskan bahwa manajemen risiko adalah hal yang harus diterapkan di setiap institusi, baik untuk menanggulangi risiko maupun sebagai langkah preventif.

Ia menyebutkan bahwa UIN Alauddin Makassar telah membentuk kelompok kerja khusus manajemen risiko yang kini memasuki tahap sosialisasi. Tahapan ini akan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian yang mencakup tiga aspek utama: identifikasi, analisis, dan penanggulangan risiko.

Mantan Wakil Direktur Pascasarjana ini berharap, penerapan manajemen risiko ini dapat membangun paradigma bersama dalam di setiap unit kerja, guna mendukung visi UIN Alauddin Makassar menuju kancah internasional.

“Implementasi manajemen risiko ini juga mendukung upaya UIN Alauddin Makassar dalam mencapai posisi sebagai salah satu universitas terbaik di tingkat ASEAN pada 2025. Pergerakan ini membutuhkan instrumen yang solid, termasuk pengelolaan risiko yang optimal,” tutupnya.

Ketua SPI UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Erwin Hafid, Lc., M.Ag., juga menekankan urgensi penerapan manajemen risiko sebagai kewajiban berdasarkan peraturan pemerintah terkait SPIP.

“Saat ini, indeks maturity kita hanya mencapai angka 2,55 dari skala 5, yang artinya masih di bawah standar,” jelas Prof. Erwin.

Ia berharap, melalui sosialisasi ini, para pimpinan dapat mulai mengidentifikasi risiko di unit masing-masing dan menyusun langkah-langkah pengendalian yang efektif. Hal ini penting, bukan hanya untuk meningkatkan nilai maturity tetapi juga untuk mendukung pengelolaan yang lebih terkontrol di seluruh fakultas dan unit kerja di UIN Alauddin Makassar.

Comment