Nobar bersama keluarga besar AKBID Makassar

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR– Daya tarik film karya anak Makassar berjudul “Uang Pannai” membuat seluruh lapisan masyarakat berbondong-bondong mendatangi bioskop tempat pemutaran film tersebut. Berbagai kalangan mulai dari masyarakat umum, eksekutif, pelajar, komunitas hingga mahasiswa turut ambil bagian meyaksikan pemutara film yang mulai tayang 25 Agustus lalu meskipun harus melalui antrian yang cukup panjang untuk mendapatkan tiket nonton.

Sebagai ajang silaturahmi, Mahasiswa, dosen dan pihak akademik Akademi Kebidanan (AKBID) Makassar megadakan nonton bersama film Uang Pannai di studio XXI Makassar Senin (29/8/2016) yang di hadiri puluhan mahasiswi AKBID makassar yang tergabung dalam keluarga besar Yayasan Pendidikan Makassar (YAPMA).mediawarta-nobar1

Film buatan Makkita Cinema Production ini menceritakan kisah seorang pemuda bernama Anca (Ikram Noer) seorang pemuda Bugis-Makassar, baru saja kembali dari perantauan. Tanpa sengaja dipertemukan kembali dengan mantan kekasihnya Risna ( Nur Fadillah), setelah sekian lama mereka tidak saling berkabar. Benih-benih cinta akhirnya muncul kembali diantara mereka. Tidak ingin kehilangan Risna untuk kedua kalinya, Anca berniat mempersunting Risna.

Namun niat tulus Anca harus terbendung oleh syarat pernikahan secara adat. Anca harus menyediakan Uang Panai dalam jumlah yang cukup fantastis di mata keluarga Anca. Perjuangan Anca pun dimulai. Dia dibantu kedua sahabatnya Tumming dan Abu, yang sering memberi ide kocak dan absurd.

Di tengah perjuangan Anca mengumpulkan Uang Panai, hadir Farhan (Cahya Ary Nagara), sahabat kecil Risna yang baru pulang dari luar negeri. Ayah Farhan yang sekaligus sahabat Ayah Risna berniat menjodohkan Farhan dan Risna sebagai bentuk terima kasih atau hutang budi di masa lalu. Anca tertekan. Dia memerlukan waktu yang lebih untuk mengumpulkan Uang Panai’. Harga dirinya sebagai putra Bugis-Makassar dipertaruhkan. Risna dilema, khawatir Anca akan meninggalkannya seperti sebelumnya.

Sementara keluarganya tidak ingin mengulur waktu lebih lama lagi. Mampukah Anca mengumpulkan Uang Panai sebagai syarat untuk meminang Risna? Sanggupkah Anca membuktikan kehormatannya sebagai putra Bugis-Makassar?

Film “Uang Panai” yang bernuansa komedi romantis itu diputar secara serentak di 15 kota seperti di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Tangerang, Ambon, Banjarmasin, Bogor, serta Bekasi. Kemudian disusul Gorontalo, Manado, Medan, Palu, Samarinda dan Makassar ini menjadi tontonan yang wajib, karena memberikan banyak pelajaran bagi kita khususnya orang Bugis Makassar.

Comment